Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
"Kami tidak khawatir dengan peringatan mereka. Itu sebabnya, kami keluar hari ini. Kami tidak bisa menerima alasan mereka melakukan penipuan suara. Kami tidak ingin ada kediktatoran militer," kata guru Thein Win Soe kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia.
Panglima Tertinggi Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing untuk pertama kalinya tampat di depan publik, berpidato di televisi pada Senin (8/2) malam untuk membenarkan perebutan kekuasaan.
Sementara pernyataan militer menyebutkan tindakan yang jelas akan segera diambil terhadap para pengunjuk rasa.
Junta Myanmar melarang pertemuan lebih dari lima orang di beberapa distrik di Yangon dan daerah lain di seluruh negeri, dengan memberlakukan darurat militer.