kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Makin seru! China tembakkan rudal 'pembunuh kapal induk' ke Laut China Selatan


Jumat, 28 Agustus 2020 / 09:46 WIB
Makin seru! China tembakkan rudal 'pembunuh kapal induk' ke Laut China Selatan
ILUSTRASI. Kapal induk AS, USS Nimitz (CVN 68) dan kapal penjelajah rudal berpemandu kelas Ticonderoga USS Princeton (CG 59) transit di Selat Balabac, Filipina, menuju lokasi latihan di Laut China Selatan. Foto dirilis 15 Juli 2020. (Navy photo by Mass Communication


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LAUT CHINA SELATAN. China telah dengan berani meluncurkan rudal "pembunuh kapal induk" yang terkenal ke Laut China Selatan pada hari Rabu (26/8/2020). Ini merupakan sebuah tindakan yang kemungkinan ditafsirkan sebagai peringatan terselubung atas serangan AS baru-baru ini ke wilayah tersebut. 

Melansir Asia Times, menurut sumber Bloomberg yang merupakan seorang pejabat pertahanan AS, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) meluncurkan empat rudal balistik anti-kapal induk ke Laut China Selatan dalam sebuah latihan militer.

Laporan tersebut mengungkapkan, sebagai bagian dari latihan militer yang lebih luas, rudal itu mendarat di laut di daerah antara Pulau Hainan China Selatan dan Kepulauan Xisha.

Baca Juga: Ketegangan militer antara AS dengan China memburuk!

Seorang pakar militer China mengatakan kepada The Global Times pada hari Kamis, peluncuran rudal, jika benar terjadi, menunjukkan kemampuan PLA untuk mencapai target maritim dengan rudal balistik dari berbagai arah dalam serangan terkoordinasi dan jenuh yang tidak memiliki pertahanan.

Menurut pemberitahuan pembatasan navigasi yang dikeluarkan oleh Administrasi Keselamatan Maritim Hainan pada hari Jumat, latihan PLA diadakan di perairan dari Senin hingga Sabtu. Namun, badan tersebut idak memberikan rincian lebih lanjut mengenai latihan tersebut.

Baca Juga: Peringatan AS ke China: Kami tidak akan serahkan wilayah Indo-Pasifik satu inci pun!

Mengutip sumber anonim "yang dekat dengan militer China," South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong mengklaim bahwa China meluncurkan rudal DF-26 dari Provinsi Qinghai China Barat Laut dan rudal DF-21D dari Provinsi Zhejiang China Timur ke Laut China Selatan pada Rabu pagi.

"China memberi isyarat kepada AS, sekutu dan mitranya bahwa China memiliki jawaban atas kelompok serangan kapal induk Amerika, jawaban yang selalu tersedia dan tidak tergantung pada jadwal penyebaran," kata Carl Schuster, anggota fakultas tambahan di Hawaii Pacific Program diplomasi dan ilmu militer universitas dan mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Bersama Komando Pasifik AS.

“Akibatnya, China mengatakan, 'Jika AS menempatkan dua kapal induk di Laut China Selatan, kami akan mengirim rudal pembunuh kapal induk ke sana,'” tambah Schuster. 

Baca Juga: Laut China Selatan membara, peluang lepas tembakan sambil poles senjata meningkat

Military Times melaporkan, perselisihan atas kendali Laut Cina Selatan, salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia, semakin mengganggu hubungan Beijing dengan Washington dan tetangganya di selatan.

Pemerintahan Trump tahun ini menolak sebagian besar klaim Beijing atas kedaulatan atas sebagian besar laut yang disengketakan, yang sebagian juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, dan pemerintah lainnya.

Baca Juga: Ketegangan di Laut China Selatan, Taiwan: Risiko konflik tidak disengaja meningkat

Peluncuran hari Rabu menyusul keluhan China bahwa pesawat mata-mata U2 AS memasuki "zona larangan terbang" yang diumumkan oleh Beijing selama latihan militer di lepas pantai utara.

Pengamat militer menganalisa, DF-26 dan DF-21D China adalah rudal balistik pertama di dunia yang mampu menargetkan kapal-kapal berukuran besar dan menengah, yang membuat mereka mendapat gelar "pembunuh kapal induk".

Song Zhongping, seorang ahli militer China dan komentator TV, mengatakan kepada Global Times pada hari Kamis bahwa menggunakan rudal berbeda yang diluncurkan dari berbagai daerah dalam menyerang sasaran di daerah yang sama menunjukkan taktik serangan jenuh PLA.

Baca Juga: Konflik AS vs China semakin panas, ini kabar terbarunya

China dapat menggunakan berbagai cara untuk menyerang satu atau lebih target pada saat yang sama, sehingga musuh tidak akan dapat mencegat serangan ini. Song juga bilang, meskipun kemampuan pertahanan udara kapal induk AS sangat bagus, namun mereka tidak dapat mempertahankan diri dari rudal balistik.



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×