Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, risiko konflik yang tidak disengaja meningkat karena ketegangan di Laut China Selatan dan sekitar Taiwan. Karena itu, komunikasi harus dijaga untuk mengurangi risiko salah perhitungan.
Taiwan, yang diklaim oleh Beijing sebagai wilayah "suci" China, telah mengeluhkan aktivitas militer China di dekat pulau itu. Taipe menyebut kegiatan itu dalam upaya untuk memaksa Taiwan menerima kedaulatan China.
Amerika Serikat (AS) dan China juga telah melakukan latihan militer di dekat Taiwan dan di Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca Juga: Beri pesan ke AS, China luncurkan rudal pembunuh kapal induk ke Laut China Selatan
"Risiko konflik membutuhkan pengelolaan yang cermat oleh semua pihak terkait. Kami berharap dan berharap, Beijing akan terus menahan diri sesuai dengan kewajiban mereka sebagai kekuatan regional utama," kata Tsai dalam forum yang diselenggarakan oleh Institut Kebijakan Strategis Australia, Kamis (27/8), seperti dikutip Reuters.
Hubungan antara China dan AS secara luas terlihat berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade terakhir, dengan berbagai ketidakpercayaan yang semakin dalam dan gesekan.
Mulai pandemi virus corona baru, tuduhan AS atas praktik perdagangan yang tidak adil, hingga perselisihan atas Hong Kong, Laut China Selatan, dan Taiwan.
Baca Juga: AS kirim pesawat pengintai, China: Setop provokasi telanjang!
Tsai menyatakan, komunitas internasional telah mengikuti dengan cermat situasi di Hong Kong serta militerisasi China di Laut China Selatan.
Taiwan memperkuat kemampuan pertahanan