kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Malaysia Luncurkan Rencana Ambisius senilai Rp 2.355 Triliun!


Jumat, 01 Agustus 2025 / 10:44 WIB
Malaysia Luncurkan Rencana Ambisius senilai Rp 2.355 Triliun!
ILUSTRASI. PM Malaysia Anwar Ibrahim meluncurkan cetak biru lima tahun senilai RM 611 miliar atau setara dengan Rp 2.355 triliun, yang terbesar sepanjang sejarah. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada Kamis (31/7/2025), Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim  meluncurkan cetak biru lima tahun senilai RM 611 miliar atau setara dengan Rp 2.355 triliun (kurs Rp 3.850), yang terbesar sepanjang sejarah.

Rencana pemerintah Malaysia ini memiliki tujuan yang ambisius yakni untuk mendorong digitalisasi, pengembangan kecerdasan buatan, dan pengembangan lebih lanjut industri-industri bernilai tinggi dan bertumbuh pesat.

Melansir Strait Times, berdasarkan Rencana Malaysia ke-13 (2026-2030), perekonomian Malaysia diproyeksikan tumbuh sebesar 4,5% hingga 5,5% per tahun, sebagaimana diumumkannya di Parlemen. 

Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspansi tahunan sebesar 3,7% pada tahun 2023, dan 5,1% pada tahun 2024. 

Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan tumbuh sebesar 4% hingga 4,8% pada tahun 2025.

Cetak biru lima tahun sebelumnya, 2021-2025, memiliki total alokasi investasi sebesar RM 400 miliar, yang berarti rencana baru ini menjanjikan penyaluran dana sebesar 53% lebih banyak, karena Malaysia menghadapi tantangan ekonomi global, termasuk tarif ekspor domestik yang akan diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Kinerja BKSL Diproyeksi Cemerlang Pasca Akusisi Perusahaan Asal Malaysia

“Rencana ini bukan sekadar retorika,” ujar Datuk Seri Anwar dalam pidatonya. 

Dia menambahkan, “Sebaliknya, pemerintah telah menetapkan target keberhasilan yang terukur dalam bentuk angka-angka ekonomi untuk memandu dan memantau pekerjaan yang akan dilakukan.”

Pidato tersebut diselingi seruan "Kekal Anwar" (Pertahankan Anwar) oleh beberapa anggota parlemen, sebagai balasan yang jelas terhadap demonstrasi Turun Anwar (Mundur Anwar) akhir pekan lalu yang diselenggarakan oleh partai-partai oposisi yang dihadiri sekitar 20.000 orang.

Menurut cetak biru yang bertema "Membentuk Kembali Pembangunan", Malaysia menargetkan untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2030, dan menjadi salah satu dari 30 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. 

PDB Malaysia berada di peringkat ke-37 di antara negara-negara dengan ekonomi terbesar pada tahun 2024, menurut daftar Bank Dunia.

Baca Juga: Bertemu dengan PM Malaysia, Prabowo Bahas Soal Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja

Salah satu strategi untuk mendorong perekonomian di sektor teknologi digital dan masa depan adalah fokus pada penelitian, pengembangan, komersialisasi, dan inovasi,  guna menciptakan lebih banyak produk dan layanan berdasarkan konsep "Buatan Malaysia".

Untuk mendorong sektor-sektor strategis bernilai tinggi dan bertumbuh tinggi, Anwar mengatakan bahwa beliau berencana meningkatkan ekspor produk elektronik dan listrik Malaysia menjadi RM 1 triliun pada tahun 2030, dari RM 600 miliar pada tahun 2024. Hal ini akan dilakukan melalui proyek unggulan industri semikonduktor bernilai tinggi dan berteknologi tinggi.

Analis geopolitik Adib Zalkapli mengatakan kepada The Straits Times bahwa Rencana Malaysia ke-13 sangat penting untuk mengembalikan Malaysia ke jalur yang benar setelah bertahun-tahun mengalami kemunduran akibat krisis politik yang berkepanjangan setelah Pemilihan Umum 2018 dan pandemi Covid-19.

Tonton: Pertamina Siap Garap Sengketa Blok Migas Ambalat, Buka Opsi Libatkan Malaysia

“Keberhasilan rencana ini akan sangat bergantung pada pemeliharaan stabilitas politik selama lima tahun ke depan dan tidak adanya gangguan eksternal yang besar seperti krisis kesehatan global lainnya,” ujar Direktur Pelaksana Viewfinder Global Affairs.

Suhu politik Malaysia, yang sebelumnya stabil dalam dua tahun terakhir, telah memanas dalam beberapa minggu terakhir karena ketidakpuasan publik yang muncul akibat perluasan pajak penjualan dan jasa, pengurangan subsidi bahan bakar, dan kenaikan tarif listrik industri.

Selanjutnya: Liverpool Bikin Newcastle Geram, Transfer Alexander Isak Mandek

Menarik Dibaca: Promo HokBen Friday Deals Tiap Jumat, Paket Makan Berdua Cuma Rp 29.000-an Per Orang




TERBARU

[X]
×