Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, yang kerap mengambil sikap independen terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutu-sekutunya di pemerintahan sayap kanan, mengumumkan pengunduran dirinya dari parlemen pada Rabu (1/1).
Gallant sebelumnya diberhentikan dari kabinet oleh Netanyahu pada November 2023 setelah perselisihan berkepanjangan terkait strategi perang melawan Hamas di Gaza. Meski demikian, ia tetap mempertahankan kursinya sebagai anggota Knesset.
“Seperti di medan perang, begitu pula dalam pelayanan publik. Ada saatnya seseorang harus berhenti, mengevaluasi, dan memilih arah baru untuk mencapai tujuan,” ujar Gallant dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Baca Juga: Israel Kembali Menyerang Rumah Sakit dan Camp Pengungsi Gaza, Puluhan Orang Terbunuh
Gallant sering tidak sepaham dengan Netanyahu dan koalisi sayap kanan serta agama, termasuk terkait pengecualian pria Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, isu yang menjadi perdebatan panas di Israel.
Pada Maret 2023, Netanyahu sempat memecat Gallant karena mendesak penghentian rencana pemerintah untuk memangkas kewenangan Mahkamah Agung. Langkah tersebut memicu gelombang protes besar-besaran, sehingga Netanyahu membatalkan keputusannya.
Baca Juga: Mantan PM Israel: Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant sebagai Aib bagi ICC
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gallant, Netanyahu, dan seorang pemimpin Hamas atas dugaan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan dalam konflik Gaza. Tuduhan ini dibantah oleh Israel.