Sumber: Forbes | Editor: Markus Sumartomjon
Langkah yang diambil Asian Paints seharusnya bisa diikuti perusahaan lainnya. Lantaran perusahaan ini sudah membangun komitmen dan rasa memiliki di setiap lini perusahaan. Cara ini sebagai upaya lainnya yang juga wajib dilakukan perusahaan selain kesejahteraan fisik dan kesejahteraan mental bagi para pekerja dan penyediaan konseling.
Tak cuma memberi kejutan dan bantuan kepada para karyawannya Asian Paints juga memperhatikan mitra kerjanya. Misalnya saja memberi bantuan kepada para mitra kontraktor yang memakai produknya dengan menyediakan dana US$ 5,3 juta yang bisa dipakai para kontraktor untuk meneruskan proyeknya. Kemudian memberi keringanan pembayaran kepada para mitra penjual.
Perusahaan ini juga telah menyumbang US$ 5 juta ke Perdana Menteri india Narendra Modi untuk membantu pandemi dan bantuan lainnya.
Adapun sejak awal Mei ini, Asian Paints mulai membuka kembali delapan pabriknya di india setelah enam minggu tidak beroperasi akibat lockdown. Uniknya saat beroperasi Asian Paints langsung mengumumkan telah memproduksi pembersih tangan dan pembersih permukaan dengan merek Viroprotek. Selain itu juga mengeluarkan produk cat antibakteri di dalam ruangan.
Meski sudah memberi kejutan kepada pegawainya, Goldman Sachs dalam laporan di bulan Mei justru menurunkan peringkat perusahaan tersebut. Dari jual menjadi netral. Penyebabnya karena di masa lockdown dan pandemi corona, banyak konsumen yang bakal memperpanjanag siklus pengecatan ulang dari properti yang dimiliki karena pelambatan ekonomi.
Goldman Sachs memproyeksi pertumbuhan penjualan cat dekoratif dalam negeri kemungkinan akan turun menjadi 7% dari proyeksi sebelumnya sebesar 15%.
Tahun lalu, untuk sembilan bulan pertama yang berakhir pada 31 Desember, pendapatan Asian Paints naik 9% menjadi US$ 2,18 miliar, sementara laba bersih naik 33,2% menjadi US$ 314 juta. Selama 12 bulan terakhir, saham Asian Paints naik sekitar 10%, mengungguli benchmark India indeks Sensex, yang turun 22%.