kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Marah besar, Arab Saudi ancam akan membanjiri pasar minyak jika...


Kamis, 05 Desember 2019 / 05:48 WIB
Marah besar, Arab Saudi ancam akan membanjiri pasar minyak jika...
ILUSTRASI. Kapal tanker minyak di perairan Singapura. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, seorang sumber pejabat kartel Arab Saudi mengatakan Riyadh marah besar dan mengancam akan meningkatkan produksi minyak dan secara sepihak akan membanjiri pasar minyak jika sejumlah negara OPEC terus menentang pembatasan produksi minyak.

Menurut sumber WSJ, ancaman itu terjadi tiga hari setelah harga minyak jatuh pasca dirilisnya laporan Bloomberg yang menunjukkan bahwa Arab Saudi marah pada anggota OPEC karena tidak mematuhi kuota produksi dan tidak lagi bersedia untuk mengkompensasi produksi berlebihan oleh anggota kartel lainnya.

Ultimatum mengejutkan ini mengingatkan pada hal yang dilakukan Arab Saudi pada November 2014. Pada waktu itu, Arab Saudi secara efektif membubarkan kartel, dan membanjiri dunia dengan minyak dengan harapan membuat produsen minyak serpih (shale oil) keluar dari bisnis. Namun, upaya itu gagal total.

Baca Juga: AS: Ada indikasi Iran berpotensi melakukan tindakan agresif

Saudi Arabia merasa keberatan dengan harga minyak yang rendah dan anggota kartel yang tidak mematuhi pemotongan produksi kolektif yang mereka sepakati pada musim panas lalu. Akibatnya, Saudi mempertimbangkan langkah-langkah radikal, termasuk pakta baru seperti memperdalam pengurangan produksi meskipun Arab Saudi mengabaikan batas produksi yang dipaksakan sendiri kepada masing-masing negara anggota OPEC.

Seperti yang dilaporkan oleh WSJ, pada pertemuan teknis hari Selasa (3/12), seorang delegasi Saudi mengatakan pemerintahnya semakin lelah dengan  negara-negara yang melanggar pakta OPEC dengan memproduksi minyak yang berlebihan yang secara tidak langsung menguntungkan mereka. Jika ketidakpatuhan itu berlanjut, pejabat Saudi itu mengisyaratkan bahwa Kerajaan Saudi akan mulai mematuhi komitmennya — alih-alih memotong terlalu banyak untuk menebus penurunan dalam kelompok itu.

Baca Juga: Bookbuilding IPO Aramco kelebihan permintaan hingga 2,95 kali dari investor institusi

Dilaporkan, ada tiga negara yang menjadi target kemarahan Saudi, yaitu Irak, Nigeria dan Rusia; ini muncul selama presentasi dengan menggunakan slide oleh seorang pejabat Saudi yang mengatakan bahwa trio negara-negara penghasil minyak tidak mematuhi pakta yang mengikat 14 negara OPEC dan 10 negara sekutu untuk mengekang produksi 1,2 juta barel secara kolektif.

Pasalnya, Riyadh bertaruh dengan nilai yang sangat besar. Pertengkaran antar negara OPEC terjadi ketika Arab Saudi sedang berupaya untuk menyelesaikan IPO perusahaan minyak nasionalnya, Aramco, dan berharap untuk membawa perusahaan publik dengan harga setinggi mungkin.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×