Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun hal itu juga membutuhkan kenaikan harga minyak yang jauh lebih tinggi. Seorang delegasi lain yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan posisi Saudi adalah semua tentang IPO Aramco.
Baca Juga: OPEC pangkas produksi, nilai impor minyak Indonesia bisa meningkat
Sementara itu, Iran mengisyaratkan negaranya bersama dengan anggota kartel lainnya, mendukung pemotongan kolektif produksi minyak lebih dalam sebesar 400.000 barel per hari.
Melansir WSJ, Arab Saudi mengindikasikan secara pribadi bahwa mereka akan mendukung pemangkasan seperti itu jika menerima jaminan bahwa seluruh negara akan menghormati kesepakatan. Apa yang dibiarkan tidak terungkap adalah satu-satunya alasan mengapa pemotongan produksi OPEC bekerja baik adalah karena produksi Venezuela dan Iran telah mengalami penurunan tajam, bukan karena mereka menginginkannya tetapi karena kedua negara tidak punya pilihan akibat embargo AS.
Baca Juga: Masih dua hari lagi, IPO Saudi Aramco oversubscribed dua kali lipat lebih
Namun setelah dirilisnya laporan WSJ, harga minyak benar-benar merosot di tengah kekhawatiran bahwa Arab Saudi mungkin tidak punya pilihan selain meningkatkan produksi karena hubungan dengan anggota kartel yang memanas.
Ironisnya, meski ada target baru untuk memangkas produksi secara kolektif yang juga akan memaksa Arab Saudi untuk menurunkan produksi lebih dalam lagi, namun anggota lain tidak bisa melakukan pemangkasan. Kelompok kartel ini juga berupaya untuk memperpanjang pemangkasan produksi ini hingga akhir 2020 untuk menghindari melimpahnya produksi minyak.
Baca Juga: Heboh gelombang penahanan di Arab Saudi, reputasi putra mahkota semakin tercoreng
Namun ada satu kecemasan lain. Pejabat OPEC mengatakan, Rusia muncul sebagai hambatan utama untuk pemotongan produksi lebih besar. Saat ini, Moscow tengah berupaya untuk mendapatkan pengecualian dari pemangkasan produksi minyaknya. Mereka hanya ingin melakukan pemotongan hingga Maret 2020 saja.