kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marcos: Filipina Harus Bersiap Hadapi Ancaman Eksternal yang Meningkat


Selasa, 11 Juni 2024 / 12:16 WIB
Marcos: Filipina Harus Bersiap Hadapi Ancaman Eksternal yang Meningkat
ILUSTRASI. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan negaranya harus bersiap menghadapi segala kemungkinan. MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan negaranya harus bersiap menghadapi segala kemungkinan.

Pasalnya, lanjut Marcos, terjadi peningkatan ancaman eksternal yang didorong oleh meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik.

Melansir Reuters, kedekatan Filipina dengan Taiwan menempatkan Filipina dalam wilayah yang menjadi perhatian China. 

Hal tersebut diungkapkan Marcos dalam pidatonya di hadapan pasukan di kamp militer di provinsi Isabela. 

Provinsi ini terletak di wilayah utara yang menghadap Taiwan dan dipandang oleh Beijing sebagai wilayahnya sendiri.

“Ancaman eksternal kini semakin nyata, semakin mengkhawatirkan, dan itulah sebabnya kita harus bersiap,” kata Marcos kepada pasukan pada hari Senin (10/6/2024). 

Ucapannya disampaikan oleh Istana Kepresidenan pada hari Selasa (11/6/2024).

Baca Juga: China: AS Provokasi Perlombaan Senjata di Laut China Selatan

Filipina tidak berusaha mengubah garis wilayah kedaulatannya termasuk zona ekonomi eksklusifnya. 

Menurut Marcos, negaranya juga berkomitmen untuk mempertahankan diri sambil melakukan diplomasi.

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.

Filipina memiliki perselisihan teritorial yang sudah berlangsung lama dengan Tiongkok.

Baca Juga: Filipina-China Masih Tegang, Ini Insiden Terbaru di Laut China Selatan

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur perdagangan kapal senilai lebih dari US$ 3 triliun.

Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag membatalkan klaim China pada tahun 2016, sebuah keputusan yang ditolak oleh Beijing.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×