Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Minggu (9/6/2024), Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong dalam sambutannya yang dipublikasikan menegaskan bahwa Amerika Serikat menimbulkan tantangan keamanan terbesar di Laut China Selatan.
Sebab, penempatan militer AS di Laut China Selatan telah mengubahnya menjadi "pusaran perlombaan senjata".
Mengutip Reuters, perselisihan maritim baru-baru ini antara China dan Filipina, yang merupakan sekutu AS berdasarkan perjanjian, telah menjadikan Laut China Selatan yang sangat strategis sebagai titik konflik potensial antara Washington dan Beijing.
“Saat ini, tantangan keamanan terbesar di Laut China Selatan datang dari luar kawasan,” kata Sun, setelah menghadiri pertemuan tingkat tinggi mengenai kerja sama Asia Timur di Laos.
Sun mengatakan pasukan pimpinan AS mempromosikan penempatan dan tindakan militer di Laut China Selatan, menghasut dan mengintensifkan perselisihan dan kontradiksi maritim, serta merusak hak dan kepentingan sah negara-negara pesisir.
"Tindakan Amerika Serikat untuk mengerahkan sistem rudal jarak menengah di kawasan tersebut menyeret kawasan ini ke dalam pusaran perlombaan senjata, menempatkan seluruh kawasan Asia Pasifik di bawah bayang-bayang konflik geopolitik," kata Sun.
Baca Juga: Filipina-China Masih Tegang, Ini Insiden Terbaru di Laut China Selatan
Dia menambahkan, China berkomitmen untuk menangani perselisihan dengan pihak-pihak di Laut China Selatan dengan baik melalui dialog.
Pada bulan April, Filipina mengatakan dalam pertemuan dengan sekutu AS bahwa mereka bertekad untuk menegaskan hak kedaulatannya di Laut China Selatan, dan menuduh China semakin meningkatkan “pelecehannya” terhadap Filipina.
China mengklaim hampir seluruh Kawasan Laut China Selatan, yang merupakan jalur perdagangan kapal senilai lebih dari US$ 3 triliun per tahunnya. China bahkan telah mengerahkan ratusan kapal penjaga pantai sejauh 1.000 km dari daratan untuk mengawasi apa yang disebut sebagai yurisdiksinya.
Filipina dan Tiongkok telah berulang kali berselisih pada tahun lalu di dekat wilayah sengketa yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusif Manila.
Baca Juga: Filipina Peringatkan China Atas Tindakan Perang
China secara rutin menuduh Filipina melakukan perambahan. Sementara Manila dan sekutunya mengutuk apa yang mereka sebut agresi oleh Beijing.
Amerika Serikat menyatakan pihaknya mendukung Manila.