Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Mark Zuckerberg, Pendiri dan CEO Meta Platforms, Inc menyampaikan pengakuan tekanan dari Pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap platform Meta.
Dalam sebuah surat tertanggal 26 Agustus, yang ditujukan kepada Ketua Komite Kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Jim Jordan, Zuckerberg mengungkapkan pengalaman mereka pada tahun 2021, ketika pemerintahan Joe Biden menekan timnya untuk menyensor konten terkait COVID-19.
Meski pada akhirnya keputusan untuk menghapus konten tersebut berada di tangan Meta, Zuckerberg merasa bahwa tekanan pemerintah tersebut tidak seharusnya mempengaruhi standar konten dari perusahaan.
Ia juga menyesali pilihan-pilihan yang diambil saat itu, dan berkomitmen untuk tidak mengorbankan kebijakan konten di masa mendatang.
Baca Juga: Dapatkah Demokrat Mengganti Joe Biden sebagai Calon Presiden AS sebelum November?
Menanggapi ini, Gedung Putih seperti dikutip kantor berita Reuters mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah mendorong tindakan yang bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik saat menghadapi pandemi yang mematikan.
"Posisi kami jelas dan konsisten: kami percaya perusahaan teknologi dan pelaku swasta lainnya harus mempertimbangkan dampak tindakan mereka terhadap rakyat Amerika, sambil membuat pilihan independen tentang informasi yang mereka sajikan."
Zuckerberg juga mengekspresikan pandangannya mengenai moderasi konten di platform daring serta kontribusinya terhadap infrastruktur pemilu.
Zuckerberg menyatakan bahwa Meta telah memberikan dukungan penuh kepada investigasi yang dilakukan oleh Komite, termasuk menyediakan dokumen-dokumen penting dan wawancara dengan karyawan.
Ia menekankan pentingnya kebebasan berbicara dan perlunya koneksi yang aman di platformnya, bahkan di tengah tekanan dari pemerintah.
Baca Juga: Para Donatur Partai Demokrat Minta Joe Biden Mundur dari Pemilu AS
Lebih lanjut, Zuckerberg juga membahas pengalamannya terkait pelaporan berita mengenai dugaan korupsi keluarga Biden dan Burisma menjelang pemilihan 2020.
Dalam situasi tersebut, Meta mengambil langkah untuk memverifikasi berita New York Post, namun akhirnya menyadari bahwa tindakan menurunkan berita tersebut tidak tepat.
Selain moderasi konten, Zuckerberg menyentuh kontribusinya melalui Chan Zuckerberg Initiative untuk mendukung infrastruktur pemilihan selama pandemi.
Ia menekankan bahwa kontribusi tersebut dirancang untuk bersifat non-partisan dan menjangkau berbagai komunitas.
Namun, ia menyadari adanya persepsi bahwa dukungannya mungkin menguntungkan satu pihak, sehingga ia memutuskan untuk tidak memberikan kontribusi serupa pada siklus pemilihan umum di Amerika Serikat kali ini.
Baca Juga: Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Harga Minyak Diprediksi Lanjut Melemah
Zuckerberg menutup suratnya dengan harapan bahwa Meta akan terus berkomitmen pada standar moderasi yang adil dan tidak terbengkalai oleh tekanan dari pihak mana pun.
Dengan tindakan dan keputusannya ini, Zuckerberg menunjukkan komitmennya untuk menjaga integritas platform Meta dan memastikan bahwa platform tersebut tetap menjadi ruang untuk semua orang.