kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Mark Zuckerberg Ungkap Risiko Terbesar dalam Dunia yang Berubah Cepat


Jumat, 03 Januari 2025 / 11:13 WIB
Mark Zuckerberg Ungkap Risiko Terbesar dalam Dunia yang Berubah Cepat
ILUSTRASI. Pendiri Facebook Mark Zuckerberg berbicara di San Jose, California, AS, 18 April 2017. REUTERS/Stephen Lam


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Perubahan dalam ekonomi Amerika Serikat berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa, dan laju percepatan ini tampaknya tidak akan melambat dalam waktu dekat.  

Laporan McKinsey memperkirakan hingga 30% jam kerja dapat diotomatisasi pada tahun 2030. NASA juga berpotensi mendaratkan manusia di bulan pada tahun 2026, sementara komputer kuantum diprediksi akan mengganggu teknologi blockchain Bitcoin dalam satu dekade mendatang.  

Dalam situasi ini, tidak ada jaminan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, menurut miliarder teknologi Mark Zuckerberg, ada satu strategi yang pasti akan gagal: menghindari risiko. 

Baca Juga: Mark Zuckerberg Ungkap Satu Strategi yang Pasti Gagal: Menghindari Risiko

"Dalam dunia yang berubah begitu cepat, risiko terbesar yang dapat Anda ambil adalah tidak mengambil risiko sama sekali," ujarnya kepada Sam Altman dari OpenAI dalam wawancara tahun 2016.  

"Setiap keputusan memiliki sisi positif dan negatif," tambahnya. "Namun secara keseluruhan, jika Anda stagnan dan tidak membuat perubahan, Anda hampir pasti akan gagal dan tertinggal."  

Risiko Bermain Aman  

Bagi para investor, pandangan Zuckerberg mencerminkan kenyataan pahit: terlalu bermain aman seringkali menjadi jalan menuju kegagalan. 

Fokus pada ketakutan jangka pendek dapat mengakibatkan kehilangan peluang pertumbuhan yang dapat mengubah masa depan finansial. 

Misalnya, pada tahun 2022, inflasi AS mencapai puncaknya di 9,1%, sementara indeks S&P 500 turun 19,4%. 

Baca Juga: Direktur Operasional Jasa Raharja Ungkap Risiko Besar Budaya Transportasi Masyarakat

Investor yang keluar dari pasar saham akibat ketakutan ini mungkin melewatkan lonjakan saham teknologi seperti Meta, Nvidia, dan Apple akibat ledakan inovasi AI.  

Sementara itu, inflasi kemungkinan besar telah mengurangi daya beli mereka.  

Berikut ini adalah strategi untuk menghindari stagnasi dan mengambil risiko yang terukur sesuai dengan dinamika pasar.  

1. Diversifikasi ke Industri Baru  

Investor legendaris Warren Buffett sering menekankan pentingnya berpegang pada kompetensi inti. Namun, nasihat ini tidak berarti Anda tidak boleh mencoba memperluas pengetahuan.  

Meluangkan waktu untuk mempelajari industri baru atau berdiskusi dengan ahli di bidang yang belum Anda kenal dapat memberikan wawasan berharga. 

Baca Juga: Kekayaan Mark Zuckerberg Paling Cepat Naik Dibandingkan Elon Musk dan Jeff Bezos

Seiring waktu, Anda dapat memperluas portofolio Anda ke sektor-sektor ekonomi baru.  



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×