Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
2. Hitung Risiko Terburuk
Setiap peluang investasi memiliki risiko dan imbal hasil, tetapi investor cerdas cenderung fokus pada peluang dengan rasio risiko-imbalan yang sangat menguntungkan.
Sebagai contoh, jika Anda menghabiskan satu tahun untuk menciptakan produk baru, skenario terburuknya adalah produk tersebut gagal, dan Anda kehilangan waktu serta tenaga selama 12 bulan.
Namun, skenario terbaiknya adalah produk tersebut sukses besar dan memberikan pendapatan pasif selama bertahun-tahun.
Demikian pula, skenario terburuk untuk banyak perusahaan adalah kebangkrutan, yang mengakibatkan kerugian 100% investasi.
Baca Juga: Masuk Tiga Miliarder Teratas di Dunia, Segini Kekayaan Mark Zuckerberg
Namun, skenario terbaiknya adalah produk atau layanan mereka tumbuh pesat dan memberikan keuntungan berlipat ganda.
Fokus pada peluang semacam ini adalah kunci untuk mengambil risiko yang terukur.
3. Ambil Posisi Kecil
Cara lain untuk membatasi kerugian adalah dengan membatasi ukuran investasi Anda. Misalnya, raksasa investasi BlackRock baru-baru ini menyarankan alokasi 2% portofolio ke Bitcoin mengingat rasio risiko-imbal hasilnya.
Jika Bitcoin gagal, Anda hanya kehilangan 2% portofolio Anda—angka yang kecil. Namun, jika Bitcoin menggantikan emas sebagai aset cadangan, seperti yang diperkirakan beberapa pihak, potensi keuntungannya bisa sangat besar.
Pendekatan ini juga berlaku untuk aset berisiko tinggi lainnya, seperti startup teknologi, saham pasar berkembang, dan saham perusahaan kecil.
Baca Juga: Kekayaan Mark Zuckerberg US$200 Miliar: Di Mana Posisi Dia di Antara Miliarder Dunia?
Dengan eksposur terbatas pada aset-aset ini, Anda tetap dapat terlibat dalam sektor ekonomi yang paling menjanjikan tanpa mengambil risiko besar.
Mengambil langkah yang terukur dan strategis akan membantu Anda tetap relevan dalam dunia yang terus berubah.