kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.209   -74,00   -0,46%
  • IDX 7.074   -9,44   -0,13%
  • KOMPAS100 1.048   -3,26   -0,31%
  • LQ45 820   -0,15   -0,02%
  • ISSI 211   -1,34   -0,63%
  • IDX30 421   1,83   0,44%
  • IDXHIDIV20 504   3,41   0,68%
  • IDX80 120   -0,24   -0,20%
  • IDXV30 124   -1,07   -0,85%
  • IDXQ30 140   0,82   0,59%

Mark Zuckerberg Ungkap Risiko Terbesar dalam Dunia yang Berubah Cepat


Jumat, 03 Januari 2025 / 11:13 WIB
Mark Zuckerberg Ungkap Risiko Terbesar dalam Dunia yang Berubah Cepat
ILUSTRASI. Pendiri Facebook Mark Zuckerberg berbicara di San Jose, California, AS, 18 April 2017. REUTERS/Stephen Lam


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Perubahan dalam ekonomi Amerika Serikat berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa, dan laju percepatan ini tampaknya tidak akan melambat dalam waktu dekat.  

Laporan McKinsey memperkirakan hingga 30% jam kerja dapat diotomatisasi pada tahun 2030. NASA juga berpotensi mendaratkan manusia di bulan pada tahun 2026, sementara komputer kuantum diprediksi akan mengganggu teknologi blockchain Bitcoin dalam satu dekade mendatang.  

Dalam situasi ini, tidak ada jaminan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, menurut miliarder teknologi Mark Zuckerberg, ada satu strategi yang pasti akan gagal: menghindari risiko. 

Baca Juga: Mark Zuckerberg Ungkap Satu Strategi yang Pasti Gagal: Menghindari Risiko

"Dalam dunia yang berubah begitu cepat, risiko terbesar yang dapat Anda ambil adalah tidak mengambil risiko sama sekali," ujarnya kepada Sam Altman dari OpenAI dalam wawancara tahun 2016.  

"Setiap keputusan memiliki sisi positif dan negatif," tambahnya. "Namun secara keseluruhan, jika Anda stagnan dan tidak membuat perubahan, Anda hampir pasti akan gagal dan tertinggal."  

Risiko Bermain Aman  

Bagi para investor, pandangan Zuckerberg mencerminkan kenyataan pahit: terlalu bermain aman seringkali menjadi jalan menuju kegagalan. 

Fokus pada ketakutan jangka pendek dapat mengakibatkan kehilangan peluang pertumbuhan yang dapat mengubah masa depan finansial. 

Misalnya, pada tahun 2022, inflasi AS mencapai puncaknya di 9,1%, sementara indeks S&P 500 turun 19,4%. 

Baca Juga: Direktur Operasional Jasa Raharja Ungkap Risiko Besar Budaya Transportasi Masyarakat

Investor yang keluar dari pasar saham akibat ketakutan ini mungkin melewatkan lonjakan saham teknologi seperti Meta, Nvidia, dan Apple akibat ledakan inovasi AI.  

Sementara itu, inflasi kemungkinan besar telah mengurangi daya beli mereka.  

Berikut ini adalah strategi untuk menghindari stagnasi dan mengambil risiko yang terukur sesuai dengan dinamika pasar.  

1. Diversifikasi ke Industri Baru  

Investor legendaris Warren Buffett sering menekankan pentingnya berpegang pada kompetensi inti. Namun, nasihat ini tidak berarti Anda tidak boleh mencoba memperluas pengetahuan.  

Meluangkan waktu untuk mempelajari industri baru atau berdiskusi dengan ahli di bidang yang belum Anda kenal dapat memberikan wawasan berharga. 

Baca Juga: Kekayaan Mark Zuckerberg Paling Cepat Naik Dibandingkan Elon Musk dan Jeff Bezos

Seiring waktu, Anda dapat memperluas portofolio Anda ke sektor-sektor ekonomi baru.  

2. Hitung Risiko Terburuk  

Setiap peluang investasi memiliki risiko dan imbal hasil, tetapi investor cerdas cenderung fokus pada peluang dengan rasio risiko-imbalan yang sangat menguntungkan.  

Sebagai contoh, jika Anda menghabiskan satu tahun untuk menciptakan produk baru, skenario terburuknya adalah produk tersebut gagal, dan Anda kehilangan waktu serta tenaga selama 12 bulan. 

Namun, skenario terbaiknya adalah produk tersebut sukses besar dan memberikan pendapatan pasif selama bertahun-tahun.  

Demikian pula, skenario terburuk untuk banyak perusahaan adalah kebangkrutan, yang mengakibatkan kerugian 100% investasi. 

Baca Juga: Masuk Tiga Miliarder Teratas di Dunia, Segini Kekayaan Mark Zuckerberg

Namun, skenario terbaiknya adalah produk atau layanan mereka tumbuh pesat dan memberikan keuntungan berlipat ganda. 

Fokus pada peluang semacam ini adalah kunci untuk mengambil risiko yang terukur.  

3. Ambil Posisi Kecil  

Cara lain untuk membatasi kerugian adalah dengan membatasi ukuran investasi Anda. Misalnya, raksasa investasi BlackRock baru-baru ini menyarankan alokasi 2% portofolio ke Bitcoin mengingat rasio risiko-imbal hasilnya.  

Jika Bitcoin gagal, Anda hanya kehilangan 2% portofolio Anda—angka yang kecil. Namun, jika Bitcoin menggantikan emas sebagai aset cadangan, seperti yang diperkirakan beberapa pihak, potensi keuntungannya bisa sangat besar.  

Pendekatan ini juga berlaku untuk aset berisiko tinggi lainnya, seperti startup teknologi, saham pasar berkembang, dan saham perusahaan kecil. 

Baca Juga: Kekayaan Mark Zuckerberg US$200 Miliar: Di Mana Posisi Dia di Antara Miliarder Dunia?

Dengan eksposur terbatas pada aset-aset ini, Anda tetap dapat terlibat dalam sektor ekonomi yang paling menjanjikan tanpa mengambil risiko besar.  

Mengambil langkah yang terukur dan strategis akan membantu Anda tetap relevan dalam dunia yang terus berubah.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×