kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Masalah Venezuela, Kuba dan Rusia bikin Donald Trump frustasi


Kamis, 10 Oktober 2019 / 06:03 WIB
Masalah Venezuela, Kuba dan Rusia bikin Donald Trump frustasi
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump . REUTERS/Kevin Lamarque TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/CARACAS. Pemerintahan Trump sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Kuba atas dukungannya untuk Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Tak hanya itu, AS juga tengah “melihat lebih dekat” peran Rusia dalam membantu Maduro untuk tetap berkuasa. Hal itu diungkapkan oleh utusan khusus AS untuk Venezuela, Elliott Abrams, kepada Reuters.

Sementara, seorang pejabat senior pemerintahan Trump menyebut, Presiden AS itu merasa frustasi atas kegagalan dalam memberikan "tekanan maksimum" untuk menggulingkan Maduro yang pada akhirnya mendorong dikeluarkannya kebijakan luar negeri lanjutan atas Venezuela. Salah satunya adalah mendesak dijatuhkannya sanksi lebih keras terhadap Venezuela oleh mitra-mitra Eropa dan Amerika Latin. 

Abrams mengatakan, Washington melihat Kuba dan Rusia memberikan bantuan bagi Maduro, sembilan bulan setelah pemerintahan Trump dan puluhan negara lain memutuskan untuk tidak lagi mengakui kepemimpinan sosialis sebagai presiden sah Venezuela.

Baca Juga: Aksi demonstrasi meletus di seluruh negeri, Ekuador deklarasikan kondisi darurat

"Kami selalu mencari cara untuk memeras (Kuba) karena kami tidak melihat peningkatan dalam perilaku mereka, baik terkait dengan Venezuela atau hak asasi manusia secara internal," kata Abrams dalam sebuah wawancara di kantor Departemen Luar Negeri seperti yang dikutip Reuters.

Sanksi baru yang sedang dipertimbangkan untuk negara komunis Kuba, diharapkan keluar dalam beberapa minggu ke depan. Dia menyebut, kemungkinan sanksi tersebut akan menargetkan sektor pariwisata pulau itu serta pemangkasan pengiriman minyak Venezuela ke Havana dan membuat daftar hitam tanker AS yang digunakan untuk mengangkut pasokan.

Sementara sanksi AS terhadap Kuba bertolak dari dugaan bahwa mereka telah memberikan pelatihan, senjata, dan intelijen kepada pasukan keamanan Maduro, yang menargetkan Rusia akan sangat didasarkan pada dukungan keuangan Moskow atas Caracas. Perusahaan raksasa minyak Rosneft telah membantu Venezuela memasarkan minyak mentahnya sejak Washington memberlakukan sanksi terhadap perusahaan minyak negara PDVSA pada Januari.

Baca Juga: Krisis ekonomi Argentina kian menjadi, penjualan alat kontrasepsi makin sepi

Saat ditanya apakah Washington sedang mempersiapkan sanksi terhadap Rosneft, Abrams mengatakan pemerintah akan melihat lebih dekat pada cara-cara Rusia dalam menopang rezim, tetapi menolak untuk menyebut entitas atau individu.

Pada awal Agustus, pemerintahan Trump membekukan aset pemerintah Venezuela di AS dan mengancam menjatuhkan "sanksi sekunder" pada perusahaan mana pun yang melakukan bisnis dengannya. Ini merupakan peningkatan tekanan pada Maduro. Langkah ini secara luas dilihat sebagai langkah awal untuk menjatuhkan sanksi pada Rosneft, yang dalam beberapa bulan terakhir telah mengambil sekitar setengah dari ekspor minyak mentah Venezuela.

Abrams mengatakan pemerintah AS sekarang berniat untuk memulai "menandakan nama-nama" di bawah perintah Trump pada Agustus lalu. Sanksi baru terhadap individu akan dirilis dalam tiga bulan ke depan.

Baca Juga: Heboh Trump pecat penasihat keamanan nasional, begini reaksi politisi dan pejabat AS

Namun para pejabat AS menyadari pentingnya kehati-hatian dalam menargetkan perusahaan sebesar Rosneft dalam hubungannya dengan  Venezuela.

"Kami tidak memiliki kemewahan untuk berlaku serampangan," kata pejabat senior pemerintahan AS kepada Reuters sembari menekankan bahwa mereka tidak secara khusus merujuk pada Rosneft.

Pada saat yang sama, pemerintahan Trump mengakui, ketegangan atas hubungan AS-Rusia akan semakin meningkat. Sebelumnya, hubungan kedua negara sempat menegang saat kedua negara menghadapi perselisihan geopolitik mengenai masalah-masalah seperti Suriah, Ukraina dan kontrol senjata.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×