Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada awal Agustus, pemerintahan Trump membekukan aset pemerintah Venezuela di AS dan mengancam menjatuhkan "sanksi sekunder" pada perusahaan mana pun yang melakukan bisnis dengannya. Ini merupakan peningkatan tekanan pada Maduro. Langkah ini secara luas dilihat sebagai langkah awal untuk menjatuhkan sanksi pada Rosneft, yang dalam beberapa bulan terakhir telah mengambil sekitar setengah dari ekspor minyak mentah Venezuela.
Abrams mengatakan pemerintah AS sekarang berniat untuk memulai "menandakan nama-nama" di bawah perintah Trump pada Agustus lalu. Sanksi baru terhadap individu akan dirilis dalam tiga bulan ke depan.
Baca Juga: Heboh Trump pecat penasihat keamanan nasional, begini reaksi politisi dan pejabat AS
Namun para pejabat AS menyadari pentingnya kehati-hatian dalam menargetkan perusahaan sebesar Rosneft dalam hubungannya denganĀ Venezuela.
"Kami tidak memiliki kemewahan untuk berlaku serampangan," kata pejabat senior pemerintahan AS kepada Reuters sembari menekankan bahwa mereka tidak secara khusus merujuk pada Rosneft.
Pada saat yang sama, pemerintahan Trump mengakui, ketegangan atas hubungan AS-Rusia akan semakin meningkat. Sebelumnya, hubungan kedua negara sempat menegang saat kedua negara menghadapi perselisihan geopolitik mengenai masalah-masalah seperti Suriah, Ukraina dan kontrol senjata.