Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Viola merupakan lulusan New York Law School, yang pada tahun 2003 membantu dan mendirikan pembentukan Pusat Pertahanan Teroris di West Point menurut artikel yang dimuat The Guardian Desember 2016 silam.
Dalam wawancaranya dengan Bloomberg, Viola juga mengatakan mimpinya untuk mencoba menciptakan kembali pengalamannya di bidang militer setelah lama berkutat di dunia bisnis.
Latar belakang Viola memutuskan menarik diri untuk posisi Menteri Angkatan Darat pada tanggal 3 Februari 2017 disebabkan oleh ketatnya peraturan yang diberikan oleh pihak Pentagon mengenai bisnis pribadi. Ia secara terang-terangan menolak keputusan tersebut dan memilih mundur dari tawaran Presiden AS tersebut.
Padahal, kala itu Ia telah mencoba mencari cara untuk melepaskan diri dari usaha dan bisnisnya, termasuk mengalihkan beberapa kepemilikan di perusahaan kepada anggota keluarganya.
Dalam artikel New York Times tahun 2017 silam, salah seorang pejabat di Pentagon mengatakan bahwa Viola sangat kecewa menolak keputusan tersebut yang disebutnya sebagai pekerjaan impian sang miliarder.
Namun, bagi Viola bisnisnya tetap menjadi yang utama lantaran menyangkut orang banyak dan dirinya khawatir usaha yang telah dibangunnya sejak lama akan hancur jika dirinya hengkang. Bukan tanpa negosiasi, Viola juga sudah membicarakan hal tersebut kepada sejumlah petinggi politik, pengacara, ahli hukum dan Pemerintah. Namun sayang, seluruh hal tersebut tidak membuahkan hasil yang positif.
Ia sampai saat ini tetap mendukung pemerintah yang dipimpin oleh Trump dan berniat untuk tetap memberikan dukungan bagi militer AS. Trump menghargai keputusan Viola untuk mundur dari penunjukannya tersebut.
(Bersambung)