kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mata Uang dan Saham Asia Melonjak Berkat Data AS yang Lemah, Rupiah Paling Perkasa


Rabu, 14 Agustus 2024 / 15:34 WIB
Mata Uang dan Saham Asia Melonjak Berkat Data AS yang Lemah, Rupiah Paling Perkasa
ILUSTRASI. Karyawan Bank Mandiri menghitung uang rupiah di Jakarta, Rabu (24/4/2024). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%. Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global, serta sebagai langkah untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran target pada 2024 dan 2025. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sebagian besar mata uang dan saham Asia menguat pada hari Rabu (14/8). Setelah data harga produsen Amerika Serikat (AS) yang lemah memicu harapan akan inflasi harga konsumen yang terkendali, dengan rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia memimpin kenaikan di pasar regional.

Rupiah Indonesia menguat 1% terhadap dolar AS, mencapai level tertinggi sejak 21 Maret. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,8%.

Menteri Keuangan Indonesia pada hari Selasa (13/8) mengatakan bahwa pendapatan pemerintah stabil pada Juli, meskipun ada peningkatan pengeluaran, termasuk untuk ibu kota baru bernama Nusantara yang diperkirakan dapat menarik minat investor.

Baca Juga: Nikkei Jepang Ditutup Lebih Tinggi; PM Kishida Mundur, Data Inflasi AS Ditunggu

Analis juga memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya.

"Selain rupiah yang tetap stabil, BI mungkin juga membutuhkan keyakinan lebih besar bahwa pelonggaran Federal Reserve sudah dekat sebelum memulai pemotongan suku bunga sendiri," kata analis Barclays.

Ringgit Malaysia mengikuti jejak rupiah dan menguat 0,5%. Saham-saham di negara itu cenderung datar.

Ekonomi Malaysia kemungkinan tumbuh pada laju tercepat dalam 18 bulan pada kuartal kedua berkat lonjakan ekspor dan peningkatan konsumsi rumah tangga, menurut survei Reuters.

Baca Juga: Paling Perkasa di Asia, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 15.675 Per Dolar AS Hari Ini

Data produk domestik bruto (PDB) Malaysia akan dirilis pada hari Jumat (16/8).

Pasar saham Asia lainnya naik, kecuali China dan Malaysia, menjelang data inflasi utama dari Amerika Serikat (AS) yang dapat menambah ekspektasi pemotongan suku bunga pada bulan September.

Saham di Singapura dan Filipina naik masing-masing 0,4% dan 0,6%.

Mata uang di kawasan ini sebagian besar mengalami penguatan dengan dolar Taiwan dan won Korea Selatan masing-masing menguat 0,5%.

Saham di Bangkok melonjak 0,4% dan baht Thailand terakhir naik 0,2% terhadap dolar AS, yang tetap tertekan setelah data harga produsen AS yang lebih lemah memperkuat taruhan pada pemotongan suku bunga Federal Reserve tahun ini.

Baca Juga: Bursa Asia Naik Rabu (14/8), Kiwi Terperosok Setelah Selandia Baru Pangkas Suku Bunga

Pengadilan Thailand diharapkan memberikan keputusan pada hari ini mengenai apakah Perdana Menteri Srettha dapat diberhentikan setelah menjabat kurang dari setahun dengan memutuskan apakah dia melanggar "standar etika" dengan mengangkat Pichit Chuenban, yang pernah dipenjara, ke dalam kabinet.

"Jika PM lolos dari kasus ini, hal itu bisa sangat positif bagi aset Thailand karena dapat berarti ketidakpastian politik mereda," kata Poon Panichpibool, analis pasar di Krung Thai Bank, menunjuk pada gejolak di ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×