Sumber: Harian KONTAN, 27 Juni 2012 | Editor: Catur Ari
Melihat peluang bisnis sejak kecil, Maxim Nogotkov terus mengasah kemampuannya berdagang. Sempat bercita-cita menjadi programer, pria 35 tahun ini berhenti kuliah di tahun kedua. Nogotkov mengaku lebih suka bertemu orang-orang daripada duduk di depan komputer menjadi programer. Setelah drop out, ia mendirikan perusahaan distribusi dan grosir elektronik pertama. Perusahaan ini menghasilkan pendapatan tahunan US$ 100.000 di tahun pertama.
MAxim Nogotkov, pemilik kekayaan sekitar US$ 1 miliar, berbisnis sejak usia 12 tahun. Bisnis pertamanya adalah berjualan software komputer dan telepon tanpa kabel. "Saya perlu duit, tetapi orang tua saya tidak memberikan karena mereka tidak percaya kesuksesan wirausaha," kata Nogotkov.
Pria yang lahir di Moskow 15 Februari 1977 ini pun meminjam duit dari temannya. Dari utang itu, Nogotkov memulai bisnis simpan pinjam. Di sekolah, ia dikenal sebagai siswa yang keras kepala. Ia berniat menjadi programer. Untuk itulah ia masuk ke Bauman Moskow State Technical University tahun 1993.
Di masa kuliah, ide bisnis terus berputar di kepalanya. Ia membeli berbagai peralatan seperti kalkulator, perangkat audio, radio, dan telepon dalam jumlah besar, dan menjualnya kembali lewat iklan di koran dan berbagai selebaran.
Kerja sampingan ini terus berlangsung. "Saya berdagang tidak karena menyukai kalkulator atau apa pun. Saya perlu uang dan menemukan cara untuk mendapatkannya," kata Nogotkov, kepada The St. Petersburg Times pada wawancara tahun 2005.
Sebelumnya, Nogotkov beranggapan bahwa menjadi programer adalah takdirnya. Namun, ia mulai mempertanyakan impiannya itu.
Di tahun kedua, Nogotkov menghitung-hitung bahwa kecakapannya di bidang programer hanya menghasilkan US$ 1.000 per bulan. Angka ini 10 kali lebih sedikit dibanding keuntungannya dari hasil berdagang.
Nogotkov pun tidak menyelesaikan ujian akhir tahun kedua. Ia memutuskan berhenti kuliah Juni 1995. Nogotkov mengaku lelah bekerja di depan komputer karena tidak pernah bertemu orang lain. "Di penjualan, Anda berkomunikasi sepanjang waktu. Ini sangat menyenangkan," kata Nogotkov.
Oktober tahun yang sama, Nogotkov mendirikan Maxus, cikal bakal Svyaznoy. Perusahaan ini bergerak di bidang grosir produk elektronik.
George Abdushelishvi, salah satu pendiri Ward Howell International mengatakan, Nogotkov merupakan orang yang serius dan memiliki rasa ingin tahu. Nogotkov menanyakan berbagai hal soal cara kerja dan hasil Ward Howell International secara profesional dan sangat mendetail.
Awalnya, Nogotkov membangun korporasi sebagai perusahaan yang akan terus menggarap bisnis grosir dan distribusi. Karena bisnis inilah yang ia jalani ketika masih mahasiswa.
Toko Maxus diawaki oleh teman dan rekan, yang kebanyakan sesama mahasiswa yang berhenti kuliah. Toko pertama berawak lima orang menghasilkan pendapatan tahunan US$ 100.000.
Maxus pun terus berkembang. Nogotkov memfokuskan pengembangan pada sumber daya manusia. Ia memilih staf yang berorientasi tim dan memberi bonus berdasarkan kinerja tim, bukan berdasarkan bonus individual. Belakangan, Nogotkov mengaku sitem ini membedakan perusahaannya dari kompetitor utamanya saat ini, Euroset.
Dalam berbisnis, Nogotkov mengandalkan hubungan interpersonal. Begitupun cara dia berhubungan dengan pemasok dan klien. Ketika distributor lain bekerja lewat perantara besar, Nogotkov membangun hubungan baik dan langsung dengan pabrikan elektronik. "Di setiap kasus, saya memperkenalkan diri, perusahaan saya, dan angka-angka kami," kata Nogotkov.
Hasilnya, ia memenangi kontrak pasokan langsung dengan Siemens pada tahun 1998. Segera setelah itu, hampir seluruh pabrikan besar menandatangani kontrak distribusi dengan Maxus. Maxus menggandakan pendapatan tahunan dan saat itu menjadi distributor ponsel terbesar Rusia dengan pangsa pasar 12%.
(Bersambung)