kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

McDonald's akan jual bisnisnya di Jepang dan menutup 200 gerai di AS tahun ini


Rabu, 29 Juli 2020 / 19:16 WIB
McDonald's akan jual bisnisnya di Jepang dan menutup 200 gerai di AS tahun ini
ILUSTRASI. McDonald Corp berencana menjual sebagian besar saham di unit bisnisnya di Jepang.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - TOKYO. McDonald's Corp tengah melakukan berbagai upaya untuk menghadapi tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19. Fokus perusahaan makanan cepat saji ini adalah melakukan penghematan dengan memangkas pengeluaran serta menjual saham di unit bisnisnya untuk mendapatkan tambahan modal.

McDonald Corp berencana menjual sebagian besar saham di unit bisnisnya di Jepang. Perusahaan ini akan memangkas kepemilikannya sebesar 35% di McDonald's's Holdings Jepang dari sebelumnya 49%.

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/7), Chief Financial Officer McDonald Corp Kevin Ozan mengatakan, keputusan tersebut akan memberikan perusahaan fleksibilitas keuangan tambahan dalam melaksanakan stratgei alokasi modal. Meski melepas sebagian besar sahamnya, McDonald tetap berkomitmen mempertahankan bisnisnya di Jepang.

Namun, Ozan memperkiraan, transaksi itu bakal memakan waktu yang cukup lama karena volume perdagangan saham McDonald di Jepang rendah.

Selain itu, McDonald juga akan mempercepat penuturan gerai-gerainya di Amerika Serikat (AS) yang sudah direncanakan dilakukan untuk tahun-tahun mendatang. Ada sekitar 200 gerai yang akan ditutup tahun ini, dimana separuhnya berlokasi di Walmart.

Baca Juga: Laba McDonald's terus menurun akibat corona

Berdasarkan dana yang dihimpun Bloomberg, McDonald mencatatkan penurunan penjualan global pada kuartal II tahun ini terburuk sejak tahun 2005. Sebagian disebabkan ketidakonsistenan pembukaan kembali aktivitas ekonomi akibat jumlah kasus Covid-19 yang kembali naik.

Peningkatan layanan delivery dan sebagian besar gerai sudah dilengkapi layanan drive-thru tidak mampu menahan kemerosostan penjualan.

Sebelum rencana menjual sahamnya di Jepang dan percepatan penutupan gerai di AS, McDonald sudah memangkas biaya pemasaran dan menangguhkan rencana buyback saham.

Guna menghadapi Covid-19, pemilik jaringan restoran burger telah mengambil beberapa asuransi dengan menerbitkan surat utang sebesar US$ 6,5 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Biaya pemasaran di AS telah dipangkas 70% pada kuartal II.

Namun, McDonald optimistis penjualan bakal meningkat pada semester kedua ini. Perusahaan juga akan menginvestasikan tambahan US$ 200 juta dalam pemasaran di seluruh AS dan pasar internasional di paruh kedua untuk menarik kembali pelanggan.

Baca Juga: Laba McDonald's terus menurun, penjualan kuartal terakhir terburuk

Di samping itu, McDonald tengah mengambil langkah-langkah untuk melindungi pemegang waralaba dengan menyediakan likuiditas hampir US$ 1 miliar. Hal itu dilakukan terutama dengaaan penangguhan sewa dan royalti. Waralaba juga dapat mengendalikan biaya dan melindungi beberapa keuntungan melalui pengurangan jam dan menu terbatas.

"Biaya yang lebih tinggi terkait dengan dukungan franchisee konsisten dengan komitmen MCD yang berkelanjutan untuk kesehatan franchisee dan akan memposisikan sistem dengan baik setelah Covid," tulis Sara Senatore analis Bernstein dalam risetnya.

Aliran kas bebas perusahaan ini tercatat negatif pada kuartal II karena rantai dan operator restoran menghadapi peningkatan biaya peralatan perlindungan pribadi, modifikasi toko, dan penutupan yang berkepanjangan setelah penerapan kebijakan lockdown. Namun, sepanjang semester I alisan kas masih tercatat positif.

McDonald akan fokus pada investasi yang mendorong pertumbuhan dan akan memprioritaskan pengembalian dividen, tanpa mengonfirmasi kerangka waktu untuk melakukannya. Dalam waktu dekat, ini akan bekerja untuk mengurangi utang dan menurunkan rasio leverage yang saat ini meningkat.

Tahun ini, McDonald menganggarkan belanja modal atau capex sekitar US$ 1,6 miliar. Setengahnya akan digunakan untuk peningkatan teknologi dan toko dalam bisnis di AS.

Baca Juga: McDonald's wajibkan pelanggan mengenakan masker mulai bulan depan




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×