Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
KONTAN.CO.ID - Bisnis pertunjukkan olahraga gulat profesional memang bukan barang baru bagi Vincent MacMahon (Vince). Sang kakek, Jess MacMahon telah lebih dulu menekuni bisnis tersebut. Di bawah kendali Vince, pasca-dia membeli bisnis gulat milik ayahnya, tontonan gulat pun semakin digemari. Tahun 1987, World Wrestling Federation (WWF) miliknya mampu mencetak pendapatan senilai US$ 80 juta. Namun kemudian masalah datang, saat Vince mulai terlalu berambisius.
Jika berbicara tentang perjalanan karier Vincent McMahon (Vince), bisa dibilang tidak ada yang sesukses dirinya dalam membesarkan olahraga gulat. Dalam artikel yang dilansir oleh biography.com, awal kariernya di dunia gulat bermula kala ayahnya, membeli perusahaan gulat bernama Capitol.
Perusahaan tersebut juga dimiliki sebelumnya oleh kakeknya bernama Jess McMahon yang kemudian dirancang ulang dan dilakukan re-branding oleh Vince menjadi World Wrestling Federation (WWF).
Selepas menyelesaikan pendidikan di sekolah militer pria kelahiran Pinehurst, Carolina Utara tersebut melanjutkan kuliah ke East Carolina University. Dia pun sukses meraih gelar sarjana bisnis administrasi di tahun 1968.
Tiga tahun berselang, atau di tahun 1971, Vince menduduki posisi tinggi pada perusahaan milik sang ayah, yakni sebagai Head of Capitol Operation di Bangor, Maine, Amerika Serikat.
Naluri bisnis yang kuat, mendorong Vince melancarkan aksi pembelian perusahaan milik ayahnya dan memulai ekspansi besar-besaran dengan mengubah pandangan negatif tentang olahraga gulat profesional di AS. Wajar, saat itu bisnis dan olahraga gulat belum setenar seperti saat ini dan dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan karena dinilai bukan olahraga sungguhan.
Tapi pandangan buruk tentang gulat itu perlahan mulai diubah dan dikemas menjadi ladang penghasilan yang menjanjikan bagi para calon dan pegulat di AS. Salah satu caranya yakni menata ulang set panggung dari tradisional menjadi modern, yang lebih menarik mata para penonton. Vince juga merekrut bakat-bakat muda yang kini populer serta membuat anak perusahaan bernama TitanSport Inc.
Nah, selain mendirikan bisnis hiburan gulat, TitanSport berperan mendistribusikan mainan, aksesoris, dan atribut para pegulat WWF. Strategi ini berbuah manis, lantaran di tahun 1987 penjualan tiket WWF menembus US$ 80 juta seperti dilansir Forbes.
Sebagai pebisnis lain, Vince tak luput dari masalah. Pada tahun 1990, kantor hukum AS di Brooklyn menuding WWF menyuplai obat terlarang, yakni steroid sepanjang periode 1985-1991, yang dinyatakan barang ilegal oleh pemerintah setempat per tahun 1988. Kasus ini bahkan sempat menjerat salah satu bintang utama WWF, Hulk Hogan. Vince akhirnya terbukti bersalah, sehingga diganjar kurungan dan denda.
Kala Vince sedang berhadapan dengan masalah hukum, bisnis pesaing bernama World Championship Wrestling (WCW) unjuk gigi dan giat berekspansi. Meski memiliki saingan, WWF atau saat ini lebih dikenal dengan WWE tetap menempati peringkat satu.
Minat masyarakat terhadap tontonan gulat terus tumbuh. Akibatnya pendapatan WWF naik lebih dari 45% sejak tahun 1996 hingga 1999.
Upaya melipatgandakan keuntungan, menyebabkan Vince mulai gegabah. Dirinya sempat dituduh memaksakan aksi berbahaya alias ekstrem kepada para pegulat, yang akhirnya mengorbankan nyawa pegulat WWF bernama Owen Hart di tahun 1999. Keluarga Hart pun melayangkan gugatan kepada Vince.
Tak sedikit dari kalangan pegulat profesional yang membenci Vince, karena masih memaksakan aksi berbahaya pasca meninggalnya Hart. Meski namanya memburuk, Vince tak kehabisan akal terus mengeruk modal dan cuan lewat bisnis WWF saat dibentuk menjadi perusahaan terbuka dari aksi initial public offering (IPO) pada Oktober 1999, dengan nama entitas baru, yakni World Wrestling Enternaiment, Inc (WWE) di bursa Nasdaq. Hari pertama melantai di bursa, saham WWE naik hampir dua kali lipat.
(Bersambung)