kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memulai bisnis es krim dengan gerobak dorong (2)


Rabu, 08 Agustus 2018 / 14:33 WIB
Memulai bisnis es krim dengan gerobak dorong (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Menjadi pengusaha yang sukses membawa perusahaan menjadi produsen susu terbesar di India adalah pencapaian RG Chandramogan yang patut dicontoh. Sebab Chandramogan bukan berasal dari keluarga kaya raya. Dia memulai bisnis dari nol. Dengan modal dan skill seadanya, pria ini memilih putus sekolah dan memulai bisnis es krim. Dibantu tiga temannya, Chandramogan memulai bisnis Arun Ice Cream sebagai cikal bakal Hatsun Foods Private.

Hatsun Argo Product Limited saat ini adalah produsen susu dan produk turunan yang termahsyur di India. Perusahaan ini adalah produsen dairy swasta terbesar di negara tersebut. Kompetitor swasta terkuat disebut-sebut hanya memiliki separuh dari kekuatan Hatsun. Kejayaan Hatsun tak lepas dari perjuangan seorang RG Chandramogan.

Namun agar sampai ke titik tersebut bukan hal mudah. Apalagi, latar belakang Chandramogan tidak berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan finansial mumpuni. Ia hanya anak dari sebuah keluarga miskin.

Sehari-hari, Chandramogan kecil harus membagi waktu antara sekolah dan membantu bisnis keluarganya. Itu pun bukan bisnis yang besar. Penghasilan keluarganya bisa dibilang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Beberapa kali keluarganya kurang beruntung dalam berbisnis. Sampai-sampai, keluarga Chandramogan harus menjual rumah sebagai modal kembali memulai bisnis. Kondisi ini turut membentuk karakternya yang tak mudah menyerah dan tahan banting sedari masih muda.

Namun dengan kondisi finansial yang masih tak menentu, ia harus mengambil keputusan besar. Pada tahun 1970, ia memutuskan keluar dari sekolah dan memulai usaha sendiri. Ia mendapat inspirasi untuk berbisnis es krim yang mulai populer di negaranya pada saat itu.

Dengan modal seadanya, ia menyewa sebuah bangunan seluas 250 kaki persegi di kawasan Royapuram. Di saat yang sama, ia berhasil mengajak tiga orang yakni Pandian, Rajendran, dan Paramasivan menjadi karyawannya untuk memproduksi es krim yang diberi nama Arun Ice Cream. Bahkan sampai saat ini, ia mengaku tak bisa melupakan jasa ketiga orang tersebut.

Tapi dengan modal dan kemampuan bisnis seadanya, masa-masa awalnya berbisnis bukanlah periode yang mudah. Ia harus menjalankan berbagai tugas sekaligus dalam mengembangkan bisnisnya. Terlebih sebagai pebisnis baru, belum banyak orang yang tahu kualitas dan rasa dari es krim buatannya.

Metode penjualannya pun sangat sederhana. Ia bersama karyawannya menjajakan es krim dengan gerobak ke berbagai penjuru kota. Periode sulit ini berlangsung cukup lama, sekitar sepuluh tahun. Selama periode tersebut, pertumbuhan bisnisnya terbilang stagnan.

Meski hanya memiliki sumber daya yang terbatas dan tanpa kemampuan manajerial yang mumpuni, namun Chandramogan tak pernah patah semangat. Ia selalu bisa menemukan pelajaran dari setiap tantangan dan kesulitan yang ia temukan. Dari situlah ia belajar langsung dari lapangan.

Salah satunya adalah ia melihat kebiasaan masyarakat yang suka menghabiskan waktu di toko saat berbelanja. Dari situ ia memiliki ide untuk menitipkan es krim buatannya ke toko, dimana konsumen bisa menikmati produknya sambil bersantai bersama teman atau keluarga.

Ide ini rupanya cukup sukses. Soalnya konsep seperti ini masih sangat jarang ada di India kala itu. Makanya, Arun Ice Cream makin mudah dikenal oleh konsumen. Dari situ, pertumbuhan bisnisnya mulai meningkat.

Perlahan, kondisi keuangannya mulai kuat. Dengan modal yang cukup, Chandramogan meresmikan perusahaan dengan nama Hatsun Foods Private Limited di tahun 1986. Dengan perusahaan resmi, ia lebih bisa mengatur perkembangan bisnis.

Bisnisnya tidak hanya sekadar menjual es krim tapi juga susu, pakan ternak dan bahan baku keju. Dia meniadakan keberadaan perantara antara petani dan perusahaan dan memangkas biaya dengan membangun pabrik dan outlet kecil di dekat peternakan.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×