kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Memulai bisnis lewat gesekan kartu kredit (2)


Rabu, 25 Januari 2017 / 15:18 WIB
Memulai bisnis lewat gesekan kartu kredit (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Bagi David Lichtenstein, pendidikan bukanlah segalanya untuk dapat meraih sukses. Jeli melihat peluang serta tekun dalam setiap usaha menjadi kunci sukses bagi  David berbisnis properti. Ia berhasil membuktikan, tanpa warisan dan pendidikan tinggi  bisa menjadi miliarder dengan menguasai properti mewah di kawasan New York. Lightstone Group memiliki portofolio properti senilai US$ 2 miliar yang mencakup apartemen, hotel dan perkantoran.

David Lichtenstein memulai bisnis properti dari nol. Ia mendirikan Lightstone dengan membidik berbagai segmen properti. David menguasai banyak lokasi properti di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.

Sukses di bidang properti tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berasal dari keluarga miskin di Brooklyn, New York,  orang tua David adalah pasangan guru yang membesarkan David untuk bekerja keras.

Dengan pendapatan orang tuanya yang tidak besar, kesulitan keuangan menjadi hal yang biasa dialami Davd. Ini berimbas pada pendidikan David. Karena kesulitan dana, ia tak bisa meneruskan pendidikan ke bangku kuliah.

Tidak dapat melanjutkan sekolah, David harus mencari penghasilan untuk membiayai hidupnya. David memutuskan untuk berjualan buku ensiklopedi ketika remaja. Dari pintu ke pintu ke berbagai tempat di kota asalnya, ia berjualan/

David kerap ditolak saat menjajakan barang dagangannya. Namun, di sinilah ia mendapat pelajaran penting yang tak tidak didapatkan di bangku sekolah. Yaitu merasakan ditolak dalam berdagang hingga mencari memperbaiki diri.

Di usia yang terbilang muda yakni 23 tahun, David berani mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Ia berani  memutuskan untuk menikah. Tak hanya status baru sebagai seorang suami, ia pun banting setir untuk menjadi seorang rabi yakni pemimpin agama. Ia dibayar untuk pelayanan keagamaan guna mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Tapi uang yang ia dapat tidaklah besar. David dan istrinya sadar bayaran yang ia terima tidaklah cukup bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka selama sebulan. Oleh karena itu, ia mulai mencari cara untuk mendapat pekerjaan lain yang bisa memberikan uang lebih banyak.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×