Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
Mengutip Trading Economics, emas spot naik 0,31% pada US$ 3.558,9 per ons pada pukul 12.00 wib. Ini mendekati lavel tertingginya melayang di dekat level tertinggi sepanjang masa di $ 3.578,50 yang disentuh pada Rabu lalu.
"Emas merayap lebih tinggi hari ini dan para pedagang tidak mau mencoba mendorong harga terlalu tinggi sampai kita melihat data non pertanian," kata kepala analis pasar KCM Trade, Tim Waterer seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/9/2025).
Baca Juga: Goldman Sachs: Harga Emas Bisa Capai US$ 5.000 jika Trump Terus Ganggu The Fed
Menurutnya dinamika pasar tetap mendukung emas. Apalagi penurunan suku bunga kemungkinan akan terjadi, upaya Trump untuk membentuk Federal Reserve menjadi badan yang lebih dovish, dan konflik Rusia-Ukraina konflik Rusia-Ukraina tidak melambat.
Data pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu. Konsisten dengan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja.
Selanjutnya, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan payrolls swasta AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada bulan Agustus.
Baca Juga: Emas Antam Berpotensi Tembus Rp 2,25 Juta/Gram, Analis Beberkan Tips Investasi
Beberapa pejabat The Fed minggu ini mengatakan bahwa kekhawatiran pasar tenaga kerja kekhawatiran pasar tenaga kerja terus menghidupkan keyakinan mereka bahwa penurunan suku kan terjadi bulan depan. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa ia berpikir bank sentral AS bank sentral AS harus memotong pada pertemuan berikutnya.
Mengacu FedWatch CMR Group, pedagang saat ini memperkirakan peluang hampir 100% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua hari kebijakan Fed Fed pada 17 September.
Saat ini pergerakan emas akan tertuju pada data penggajian non-pertanian AS, yang akan dirilis pada Rabu (5/9/2025). Ini dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang tentang prospek ke depan.