Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di Hangzhou, ibu kota provinsi Zhejiang timur, video di media sosial yang tidak dapat diverifikasi Reuters secara independen menunjukkan ratusan polisi menduduki lapangan besar pada Senin malam, mencegah orang berkumpul.
Satu video menunjukkan polisi, dikelilingi oleh sekelompok kecil orang yang memegang smartphone, melakukan penangkapan. Sementara sebagian yang lain berusaha menarik kembali orang yang ditahan.
Polisi Hangzhou tidak segera memberikan komentarnya.
Di Shanghai dan Beijing, polisi berpatroli di daerah yang diduga akan menjadi tempat berkumpul para demonstran berdasarkan informasi di layanan pesan Telegram. Pihak kepolisian memastikan tidak akan ada pertemuan yang terjadi.
“Benar-benar menakutkan,” kata penduduk Beijing Philip Qin, 22 tahun, merujuk pada banyaknya petugas kepolisian yang berjaga di jalanan.
Penduduk mengatakan polisi telah meminta telepon kepada orang-orang yang melewati daerah itu untuk memeriksa apakah mereka memiliki jaringan pribadi virtual (VPN) dan aplikasi Telegram, yang telah digunakan oleh pengunjuk rasa, kata penduduk.
VPN ilegal bagi kebanyakan orang di China. Sedangkan aplikasi Telegram diblokir dari internet China.
Baca Juga: Demonstrasi di China Mereda, Mayoritas Bursa Asia Menguat pada Selasa (29/11)
Satu bus penuh demonstran dibawa pergi oleh polisi selama aksi unjuk rasa Minggu malam di Shanghai.
Pemicu protes adalah kebakaran pekan lalu di kota barat Urumqi yang menurut pihak berwenang menewaskan 10 orang.
Beberapa pengguna internet mengatakan tindakan penguncian Covid menghambat upaya penyelamatan orang di gedung yang terbakar. Para pejabat telah membantahnya.