Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, berpidato di depan sekelompok orang Iran yang meneriakkan: "Matilah Amerika," kata serangan rudal itu adalah "tamparan di wajah" Amerika Serikat dan mengatakan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan serangan itu menyimpulkan tanggapan Teheran terhadap pembunuhan Soleimani, yang membangun jaringan tentara proxy Iran di Timur Tengah. Dia dimakamkan di kota kelahirannya, Kerman, setelah hari berkabung nasional.
Baca Juga: DPR AS akan melakukan voting untuk cegah Trump berperang dengan Iran
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap agresi," tulis Zarif di Twitter.
Ulama Syiah Irak yang berpengaruh, Moqtada al-Sadr, yang menyebut dirinya sebagai nasionalis yang menolak campur tangan AS dan Iran di Irak, juga mengatakan krisis yang dialami Irak sudah berakhir dan ia mendesak kelompok-kelompok milisi untuk tidak melakukan serangan.
"Saya meminta faksi-faksi Irak untuk bersungguh-sungguh, sabar, dan tidak memulai aksi militer ,," kata Sadr, yang telah lama dianggap Washington sebagai sekutu Iran.
Baca Juga: Pejabat Trump briefing rahasia 535 anggota konggres soal serangan ke Iran
Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada CBS News dalam sebuah wawancara bahwa Amerika Serikat menerima intelijen yang mendorong Iran mengirim pesan kepada milisi sekutunya untuk tidak menyerang target A.S.