kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengapa orang-orang terkaya Hong Kong turun gelanggang minta demo diakhiri?


Selasa, 20 Agustus 2019 / 08:02 WIB
Mengapa orang-orang terkaya Hong Kong turun gelanggang minta demo diakhiri?
ILUSTRASI. Para taipan terkaya Hong Kong menyerukan aksi demo yang sudah berlangsung lebih 10 minggu segera diakhiri.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Para taipan terkaya Hong Kong menyerukan aksi demo yang sudah berlangsung lebih 10 minggu segera diakhiri. Maklum, gerakan protes yang dipelopori kaum milenial Hong Kong itu mulai mengancam bisnis orang-orang tajir Hong Hong.

Bahkan, harta 10 orang terkaya di Hong Kong telah hangus miliaran dollar sejak protes dimulai pada bulan Juni 2019. Ekonomi Hong Kong juga tumbuh pada laju tahunan paling lambat sejak 2008 di kuartal kedua 2019.

Ini yang membuat para orang superkaya Hong Kong turun tangan menyerukan agar protes diakhiri.

Baca Juga: Harta 10 orang terkaya Hong Kong amblas US$ 15 miliar gara-gara demo berkepanjangan

Orang paling kaya Hong Kong, Li Ka-shing yang kini berusia 91 tahun, menjadi miliarder terbaru yang bergabung menyerukan aksi demo distop.

Li mengeluarkan iklan satu halaman penuh di sebagian besar surat kabar lokal, mendesak penghentian aksi kerusuhan "atas nama cinta".

ABC News melaporkan, ketika gerakan protes berlarut-larut, ada kekhawatiran sektor properti, yang merupakan kunci utama ekonomi lokal, bisa berada dalam bahaya.

Dikendalikan para miliarder kaya raya, Hong Kong adalah rumah bagi real estat paling mahal di dunia, dan saking mahalnya jauh dari jangkauan banyak warga Hong kong.

Rata-rata, sebuah apartemen nano yang kira-kira seukuran tempat parkir mobil, berharga sekitar US$ 1.475 per bulan untuk disewa.

Baca Juga: Beri suaka ke pendemo Hong Kong, China kecam Taiwan

Sebagian besar pengunjuk rasa yang turun ke jalan adalah mahasiswa dan profesional muda. Mereka memiliki sedikit harapan untuk dapat memiliki rumah sendiri, sehingga memukul orang kaya dan berkuasa telah menjadi tujuan gerakan ini.

"Di Hong Kong, taipan properti mengendalikan pasokan tanah," kata analis yang berpusat di Shanghai Andy Xie seperti dikutip ABC News.

Kata dia, China mengandalkan para taipan di Hong Kong untuk memerintah wilayah ini, sehingga Pemerintah China tidak benar-benar bertanggung jawab. "Semua taipan memiliki hubungan langsung ke Beijing," kata Xie.

Apakah para miliarder Hong Kong akan melakukan tawar menawar dengan Beijing, masih harus dilihat. "China pikir para taipan ini akan menjaga perdamaian di Hong Kong, yang bukan tujuan mereka. Tujuan mereka adalah menghasilkan uang sebanyak mungkin, secepat mungkin", kata Xie.

Ketika keuntungan para taipan itu mulai turun, banyak miliarder properti Hong Kong mengkritik gerakan protes di Hong Kong.

Swire Pacific, salah satu konglomerat keluarga terkaya Hong Kong, telah mengeluarkan pernyataan tegas yang mengutuk "kegiatan ilegal dan perilaku kekerasan,". Swire Pacific memberi dukungan penuh bagi pemerintah kota Hong Kong untuk memulihkan situasi.

Baca Juga: Demonstrasi Hong Kong diikuti 1,7 juta orang lebih, data polisi cuma ratusan ribu

Swire Pacific adalah pemegang saham terbesar maskapai Cathay Pacific. Konglomerat ini juga memiliki hotel-hotel mewah, menara perkantoran, dan pusat perbelanjaan kelas atas di seluruh kota.

Sun Hung Kai Properties, perusahaan yang dikendalikan keluarga Kwoks, juga menyerukan agar kekerasan dihentikan dan tatanan sosial Hong Kong dipulihkan.

Taipan properti, Peter Woo, juga menyerukan aksi unjuk rasa dihentikan karena RUU ekstradisi yang menjadi pemicu aksi demo sudah ditangguhkan.

"Ekonomi akan mengalami penurunan yang mendalam sebelum akhir tahun ini. Pasar properti akan jatuh besar. Sangat jelas ke mana arah ekonomi Hong Kong," kata Xie.

Baca Juga: Aktivis demonstrasi Hong Kong banyak yang terbang dan meminta perlindungan ke Taiwan

Menurut Xie, sangat sedikit orang saat ini membeli properti di Hong Kong. "Jika Anda melihat data harga, itu tidak terlihat seperti situasi runtuh. Tetapi pinjaman telah turun, jadi kapan penjual akan menyerah dan mulai memotong harga? Sulit dikatakan," katanya seperti dilansir ABC News.




TERBARU

[X]
×