Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - RIO DE JANEIRO. Lebih dari 160 pekerja Tiongkok telah diselamatkan dari "kondisi seperti budak" di Brasil, tempat mereka membangun pabrik mobil listrik untuk perusahaan raksasa Tiongkok BYD.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat BYD pada Kamis (26/12/2024).
Mengutip Malaymail.com, anak perusahaan BYD di Brasil mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin malam bahwa mereka telah memutuskan dengan segera kontraknya dengan perusahaan yang bertanggung jawab atas pekerjaan di lokasi tersebut, yakni Jinjiang Construction Brazil Ltd.
Lokasi pabrik tersebut terletak di Camacari, di negara bagian Bahia di timur laut dan, setelah selesai, akan menjadi pabrik mobil listrik BYD terbesar di luar Asia, dengan kapasitas produksi 150.000 kendaraan per tahun.
Pekerjaan di sebagian lokasi tersebut ditangguhkan atas perintah kementerian pekerjaan umum (Kementerian PU) Bahia.
Sejak November, kementerian negara dan otoritas lainnya telah melakukan inspeksi. Dan menurut Kementerian Pekerjaan Umum, inspeksi tersebut telah mengidentifikasi 163 pekerja yang tampaknya berada dalam kondisi seperti budak di perusahaan Jinjiang yang menyediakan layanan untuk BYD.
Baca Juga: Beragam Mobil Baru Siap Ramaikan Pasar Otomotif Nasional pada 2025
Seorang juru bicara Kementerian PU mengatakan kepada AFP bahwa semua pekerja yang diidentifikasi tersebut adalah warga negara Tiongkok.
Gambar selebaran yang dirilis oleh Kementerian PU Brasil menunjukkan operasi yang menyelamatkan 163 pekerja dari 'kondisi seperti budak' di Brasil tempat mereka membangun pabrik mobil listrik untuk raksasa Tiongkok BYD, kata pejabat di Camacari, negara bagian Bahia, Brasil pada 24 Desember 2024.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian PU mengatakan telah menemukan situasi yang mengkhawatirkan dan tidak menentu tempat karyawan ditempatkan dalam kondisi kerja yang memprihatinkan.
“Di salah satu akomodasi, pekerja tidur di tempat tidur tanpa kasur dan tidak memiliki lemari untuk barang-barang pribadi mereka, yang tercampur dengan persediaan makanan,” katanya.
Baca Juga: Honda dan Nissan Rencanakan Merger 2026 untuk Hadapi Ancaman EV China
Kementerian PU juga menemukan hanya ada satu kamar mandi untuk 31 pekerja, yang memaksa mereka bangun pukul 4 pagi untuk mengantre agar dapat bersiap-siap sebelum berangkat kerja pukul 5.30 pagi.
Begitu sampai di lokasi, para pekerja terpapar radiasi matahari yang intens, yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan kulit yang terlihat.
Kementerian PU mengatakan mereka menduga “kerja paksa” telah terjadi, dengan paspor pekerja disita dan majikan mereka menahan 60% dari gaji mereka, dan mereka menerima 40% lainnya dalam bentuk uang Tiongkok.
Pihak berwenang telah menyelenggarakan sidang daring pada hari Kamis sehingga BYD dan Jinjiang dapat mengajukan ketentuan yang diperlukan untuk menjamin kondisi akomodasi minimal dan perbaikan pelanggaran yang terdeteksi.
Tonton: Ungguli Ford dan Honda, BYD Kuasai Pangsa Pasar Otomotif Dunia di 2024?
Anak perusahaan BYD di Brasil mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya tidak menoleransi pelanggaran hukum dan martabat manusia di Brasil, seraya menambahkan bahwa pihaknya segera memindahkan 163 pekerja tersebut untuk tinggal di hotel-hotel di wilayah tersebut.