Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
MV-22 Block C Osprey memiliki sistem Electronic Warfare, termasuk alat pertahanan anti radar dan peluru kendali chaff and flare tambahan, meningkatkan kemampuan pesawat ini untuk mengalahkan ancaman serangan rudal udara-ke-udara dan darat-ke-udara.
Blok C juga memberikan kesadaran situasional yang lebih besar dengan peningkatan tampilan kokpit dan kabin V-22 Osprey.
Indonesia membeli 8 MV-22 Block C Osprey termasuk mesin 24 AE 1107C Rolls-Royce, 20 radar infra merah forward-looking AN/AAQ-27, sistem peringatan rudal AN/AAR-47, dan radar penerima peringatan AN/APR-39.
Selain itu, Indonesia membeli 20 senapan mesin M-240-D 7.64 mm dan senapan mesin GAU-21 untuk ke-8 pesawat terssebut.
Baca Juga: Shandong pembawa Hiu Terbang, kapal induk pertama China buatan lokal
Pesawat V-22 Osprey sudah beraksi dalam berbagai operasi militer AS. Misalnya, di Afghanistan sebagai bagian dari Operasi Enduring Freedom, di Irak sebagai bagian dari Operasi Kebebasan Irak.
Selain itu, Pesawat V-22 Osprey menjadi bagian dari Komando Sentral AS (USCENTCOM) Gugus Tugas Khusus Angkatan Udara (SPMAGTF) yang mendukung pasukan reaksi cepat atau pasukan tanggap krisis jangka panjang.
"V-22 Osprey adalah platform matang yang memproyeksikan kemampuan misi serbaguna untuk operasi militer serta upaya bantuan kemanusiaan," kata Manajer Program Bersama V-22 Korps Marinir AS Kolonel Matthew Kelly pada November 2017 lalu dalam siaran pers Boeing.