kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mengerikan, bendungan penampung tailing bijih besi Vale meledak di Brazil


Sabtu, 26 Januari 2019 / 14:49 WIB
Mengerikan, bendungan penampung tailing bijih besi Vale meledak di Brazil


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - RIO DE JANEIRO. Tim penyelamat Brasil mencari sekitar 200 orang yang hilang setelah bendungan tailing meledak pada hari Jumat (25/1) di tambang bijih besi milik Vale SA, ini adalah bencana bendungan besar kedua yang melibatkan perusahaan hanya dalam waktu tiga tahun.

Tujuh mayat telah ditemukan pada malam hari, kata Avimar de Melo Barcelos, Walikota Brumadinho di mana bendungan itu meledak di negara bagian Minas Gerais yang padat pertambangan. Jumlah korban diperkirakan akan meningkat tajam.

Chief Executive Officer Vale, Fabio Schvartsman mengatakan, hanya sepertiga dari sekitar 300 pekerja di lokasi itu yang ada dicatatan perusahaan. "Semburan lumpur merobek kantor tambang, termasuk kafetaria saat makan siang," ujarnya kepada Reuters, Jumat (25/1).

Bendungan Minas Gerais sebenarnya masih belum pulih setelah pernah runtuh pada November 2015 dengan menewaskan 19 orang dalam bencana lingkungan terburuk di Brasil. Bendungan itu, dimiliki oleh perusahaan patungan Samarco Mineracao SA antara Vale dan BHP Billiton, akibat runtuh sebuah desa terkubur limbah beracun.

Schvartsman mengataka,  bendungan yang meledak pada hari Jumat di tambang besi Feijao sedang dinonaktifkan dan memiliki kapasitas 12 juta meter kubik, sebagian kecil dari sekitar 60 juta meter kubik limbah beracun dikeluarkan. "Dampak lingkungan seharusnya jauh lebih sedikit, tetapi tragedi manusia mengerikan," katanya kepada wartawan di kantor Vale di Rio de Janeiro.

Dia mengatakan bendungan itu stabil pada 10 Januari 2019 dan terlalu dini untuk mengatakan mengapa bendungan itu runtuh. Namun, tayangan televisi menunjukkan serumpun lumpur merah tebal melumat bukit-bukit hijau di bawah tambang, memotong lahan pertanian, dan perumahan, serta meratakan segala sesuatu yang dilaluinya.

Juru bicara pemadam kebakaran Letnan Pedro Aihara mengatakan semburan lumpur berhenti tepat di dekat sungai Paraopeba, anak sungai dari sungai terpanjang Brasil, Sao Francisco. "Kekhawatiran utama kami sekarang adalah dengan cepat mencari tahu di mana orang-orang yang hilang itu," kata Aihara di saluran televisi kabel GloboNews. Puluhan orang terjebak di daerah terdekat yang dibanjiri oleh sungai lumpur yang dilepaskan oleh kegagalan bendungan.

Helikopter menyelamatkan orang yang tertutup lumpur dari daerah bencana, termasuk seorang wanita dengan pinggul patah yang berada di antara delapan orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, kata para pejabat. Sementara The Inhotim Institute, sebuah museum seni kontemporer luar ruang terkenal di dunia, beberapa mil dari pusat kota Brumadinho, mengevakuasi pengunjung dan menutup pintunya untuk berjaga-jaga.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×