Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Jet tempur F-16 buatan AS masih jadi incaran Ukraina untuk memperkuat militernya demi bisa mendorong mundur pasukan militer Rusia.
Pekan lalu, pemerintahan Joe Biden mengumumkan rencana untuk melatih pilot Ukraina menerbangkan jet tempur F-16 di lokasi yang dirahasiakan di Eropa.
Mengutip Sputnik News, Angkatan Udara Ukraina dan Divisi Udara Angkatan Darat Ukraina telah menderita kehancuran besar selama perang berlangsung. Ukraina diperkirakan telah kehilangan lebih dari 60 pesawat sayap tetap dan lebih dari 30 pesawat baling-baling.
Sebagian besarnya merupakan bagian dari inventaris negara yang sudah ada sebelum invasi Rusia dimulai bulan Februari 2022. Bantuan jet tempur dan helikopter dari para negara pendukungnya juga menjadi korban.
Jet tempur F-16 buatan AS diharapkan bisa jadi pemeran penting yang mampu mengubah keadaan di medan perang. Sederet kemampuan yang dimiliki memang membuatnya pantas dilirik Ukraina.
AS saat ini masih memiliki lebih dari 1.000 unit F-16 dalam inventarisnya. Jasanya masih digunakan oleh Angkatan Udara AS, Garda Nasional Udara, Angkatan Laut AS, hingga NASA.
Baca Juga: Rusia: Memasok Jet F-16 ke Ukraina akan Membawa Risiko Besar Bagi Barat
Mampu Membawa Beragam Tipe Senjata
Pada awalnya, F-16 dirancang untuk melawan jet tempur dan pembom Soviet di dataran Eropa, Timur Tengah dan Asia. Seiring perkembangan zaman jet tempur ini berhasil dimodifikasi untuk berfungsi sebagai pembom tempur multi-peran.
Model dasarnya telah dilengkapi dengan meriam 20mm M61 Vulcan untuk pertempuran udara dan memiliki 9 hard point atau slot rudal, serta tambahan 2 slot lagi untuk pod panduan.
Beragam jenis rudal udara-ke-udara, udara-ke-darat, dan anti-kapal dapat dipasang di dalamnya, membuat jet tempur F-16 sangat fleksibel di berbagai situasi.
Beberapa jenis rudal yang bisa dipasangkan termasuk rudal anti-udara AMRAAM, IRIS-T, Python dan Sidewinder, HARM, JASSM, Maverick, serta rudal jarak jauh JSOW untuk menyerang target darat.
Yang membuat pesawat produksi Lockheed Martin menjadi semakin menawan adalah kemampuannya untuk membawa bom nuklir B61 dan B83 buatan AS. Bom nuklir tersebut mampu memberikan dampak ledakan hingga 400 kiloton.
Sebagai perbandingan, bom nuklir AS yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945 memiliki hasil ledakan hanya 15 kiloton.
Baca Juga: Tentara Bayaran Rusia Klaim Kemenangan di Kota Bakhmut
Kecepatan Tinggi, Jangkauan Luas
Jet tempur F-16 tercatat mampu melesat dengan kecepatan maksimum hingga Mach 2,05, atau sekitar 2.180 km/jam, tanpa membawa senjata. Kecepatan jelajahnya ada di kisaran 930 km/jam dan sanggup menjelajah sejauh 4.200 km dalam sekali jalan.
Pesawat ini juga memiliki radius tempur sekitar 860 km dan dapat diperluas secara siginifikan menggunakan drop tank. Namun, kemampuan manuver dan kapasitas senjatanya harus dikorbankan.
Jika kehabisan bahan bakar, F-16 mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara sehingga waktu operasi tempur akan lebih efektif.
Baca Juga: 30 Rudal Jelajah Rusia Menyerbu Ukraina, Hanya 1 yang Menghantam Sasaran
Terbukti Efektif di Banyak Medan Pertempuran
Saat ini F-16 jadi salah satu pesawat militer paling dikenal di dunia. Pesawat ini mulai terkenal setelah ikut serta dalam Operational General Storm pada tahun 1991.
Namanya semakin dikenal saat tampil di invasi Irak tahun 2003, operasi pengeboman NATO di bekas Yugoslavia, perang di Afghanistan, dan Pengeboman Libya tahun 2011.
Israel, salah satu sekutu pertama AS yang memiliki F-16, juga telah menggunakan 175 unit F16 varian Blok C/I untuk melawan Suriah dan Irak pada 1980-an, melawan Lebanon pada perang 2006, hingga perang di Gaza tahun 2021.
Pakistan juga telah berulang kali mengerahkan F-16 dalam pertempuran kecil dengan India. Pesawat itu juga telah digunakan secara luas oleh anggota koalisi pimpinan AS dan Saudi dalam serangan udara di Suriah, Irak, dan Yaman.