kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjadi donatur dalam kampanye Trump (4)


Jumat, 15 Desember 2017 / 15:04 WIB
Menjadi donatur dalam kampanye Trump (4)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Kisah perjalanan bisnis Darwin Deason memang menarik untuk diulas. Pria yang penuh kontroversi ini, pernah menggugat perusahaan yang dimiliknya, Xerox, ke muka pengadilan. Hal tersebut karena rencana Xerox yang berencana mendirikan anak usaha baru yang kelak fokus berbisnis pengelolaan pekerja kontrak alias outsourcing. Salah satu keberatan Deason karena dirinya tidak diikutsertakan dalam kepemilikan di anak usaha yang bernama Conduent ini.Meski sudah resmi menjadi pemegang saham individual Xerox terbesar, Darwin Deason pernah punya segelintir masalah dengan perusahaan yang menjadi mesin uangnya tersebut. Dalam artikel yang dirilis oleh Business Insider 30 Oktober 2016, Deason mengatakan pernah menggugat Xerox ke pengadilan, terkait agenda ekspansi bisnis perusahaan itu.

Ia menceritakan, Xerox sebagai perusahaan yang memfokuskan bisnis pada jasa komputer dan fotokopi terbesar di dunia, berencana membuat perusahaan baru bernama Conduent Inc. Anak usaha baru ini rencananya bakal fokus ke segmen yang sangat berbeda dengan bisnis inti sang induk saat ini. Salah satu rencana bisnis Conduent antara lain yaitu mengelola tenaga kerja outsourcing (pekerja kontrak).

Menanggapi gugatan dari pemegang sahamnya tersebut, Xerox melalui pernyataan resmi mengumumkan bahwa gugatan yang diajukan oleh Deason tidak berdasar. Mau tidak mau, Xerox pun terpaksa meladeni gugatan tersebut.

Asal tahu saja, Deason melayangkan gugatan tersebut lantaran di bisnis baru Xerox itu bakal melibatkan salah satu anak usaha Xerox, yakni Affiliated Computer Services (ACS) yang dulunya didirikan oleh Deason, sebelum akhirnya dibeli oleh Xerox pada tahun 2010 silam senilai sekitar US$ 6,4 miliar.

Lebih lanjut, komplain yang dilakukan Deason juga lantaran pendirian anak usaha yang bergerak dibidang yang bukan core business (bisnis inti) dinilainya dapat memicu aksi penjualan saham oleh investor publik yang juga tidak suka dengan rencana ini. Ujung-ujungnya, harga saham Xerox diprediksi akan turun akibat tekanan jual.

Saat ini, Deason tercatat memiliki 6,1% saham Xerox. Dengan kepemilikan tersebut, Deason menjadi pemegang saham individu terbesar Xerox.

Dalam gugatannya, Deason juga melayangkan permintaan, bahwa kalau Xerox ingin membentuk Conduent, maka seharusnya dirinya juga diikutsertakan dalam kepemilikan sahamnya di perusahaan baru tersebut. Hal ini diutarakan Deason lantaran Xerox dalam keterbukaan informasinya menegaskan, kelak saham anak usaha barunya itu hanya akan jatuh kepada Icahn Associates Corp sebagai pemegang saham korporasi terbesar di Xerox. Asal tahu saja, Icahn Associates merupakan perusahaan yang dinakhodai Carl Icahn, miliarder yang juga investor saham sukses di Walls Street, Amerika Serikat.

Pada akhirnya, persoalan pembentukan anak usaha dan pembagian kepemilikan saham di entitas baru pun masih terus dikaji oleh Xerox. Kasus ini pun sempat menyita perhatian publik, lantaran melibatkan nama-nama kondang.

Namun, bukan hanya kasus itu yang membuat nama Deason sempat mencuat di media. Pria ini juga pernah ramai diperbincangkan pasca dia dan puteranya, Doug Deason memutuskan untuk menjadi donatur dan mendanai kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pada pertengahan tahun 2016, Fortune mengabarkan bahwa Darwin menjadi salah satu dari 14 Miliarder AS yang mendukung Trump. Keluarga Deason memberikan sumbangan senilai US$ 1 juta kepada Trump, separuhnya langsung dari kantong Deason.

Forbes juga melansir, keputusan Deason untuk mendukung Trump antara lain setelah pada awal tahun 2016, Trump sempat mengunjungi Darwin di kediamannya di Texas. Selain itu, meski sempat berselisih dengan Xerox lantaran Icahn akan mendapatkan saham dari anak usaha barunya, nyatanya Deason dan Icahn sejalan dalam pemikiran politik dan sama-sama menjadi donatur dalam kampanye Trump.

(Selesai)




TERBARU

[X]
×