kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaga Facebook tak jatuh seperti Friendster (3)


Kamis, 06 April 2017 / 11:33 WIB
Menjaga Facebook tak jatuh seperti Friendster (3)


Reporter: Anisah Novitarani | Editor: Tri Adi

Saat bergabung bersama Facebook, usia Jeffrey J Rothschild (Jeff Rothschild) memang tidak muda lagi. Bahkan dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg yang usianya lebih muda, mereka berdua tampak seperti ayah dan anak. Namun kematangan dan pengalamannya, justru merupakan penopang Facebook mampu bertahan hingga saat ini. Sejarah mencatat, media sosial lain seperti Friendster harus tumbang lebih awal karena tak bisa beradaptasi dengan cepat.

Jeffrey J Rothschild (Jeff Rothschild) bergabung dengan Facebook pada tahun 2005. Kala itu, usianya telah menginjak 50 tahun. Jika dibandingkan dengan sang pendiri Facebook, Mark Zuckerberg yang jauh lebih muda, kedua miliarder ini lebih cocok diibaratkan sebagai anak dan ayah.

Rothschild merupakan sosok andal, yang mempertahankan Facebook agar tidak bernasib sama seperti Friendster. Pria yang akrab disapa J-Ro ini memang memulai karier di Facebook pada saat usianya tidak muda lagi. Namun pengalamannya yang cukup banyak dalam membangun perusahaan start up, menjadikan sosok Rothschild menjadi salah satu tulang punggung Facebook.

Sebelum bekerjasama dengan Facebook, Rothschild telah menjadi penasihat di Accel Partners pada tahun 1999. Bermula saat Accel Partners menjalin kerjasama dengan Facebook tahun 2005. Accel Partners lantas meminjamkan keahlian Rothschild kepada Facebook.

Accel Partners merupakan perusahaan profesional di bidang teknologi informasi. Rothschild bertugas membesarkan skala Facebook dan membuatnya cepat tumbuh, dan terhindar dari kegagalan yang diderita Friendster. Salah satu petinggi Facebook menyebut, Rothschild adalah seorang jenius dalam bidang infrastruktur dan orang yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan sistem perusahaan media sosial tersebut hingga menjadi seperti saat ini.

Forbes memperkirakan, dengan jabatan Vice President Infrastructure Softwere Facebook, Rothschild diprediksi setidaknya memiliki lebih dari 18 juta saham Facebook. Hal tersebut terungkap dalam dokumen yang diserahkan Facebook kepada Securities and Exchange Commission (SEC) saat perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana pada Mei 2012.

Dokumen tersebut menyatakan bahwa Rothschild memiliki lebih dari 24 juta saham Facebook. "Sejak awal, Rothschild telah menjadi pasak roda bagi keberhasilan Facebook. Banyak perusahaan start up mengglobal karena keahlian Jeff," ujar Chief Technology Officer Michael Schroepfer kepada Forbes, Selasa (4/4)

Ping Li, rekan kerja Rothschild di Accel menyebut rekannya itu adalah perancang sistem yang handal, yang mampu memahami bagaimana sistem bergerak bersama-sama.

Selain itu, lanjut Ping Li, Rothschild juga menjelaskan jika sebuah perusahaan menciptakan produk, terutama yang berkaitan dengan sistem, kerja software dalam sistem tersebut harus diperhatikan. "Diibaratkan seperti membangun sebuah mobil, Anda harus memahami semua lapisan yang berbeda. Mulai dari komputasi, jaringan penyimpanan, infrastruktur data center. Bukan hanya soal wujud produknya, tapi juga sistem yang terkait dalam pengoperasiannya," imbuh Ping Li.

Facebook menyadari hal itu dan oleh karenanya tak merelakan Rothschild pensiun dini. Ia pun diperpanjang masa jabatannya selama dua tahun. Dia membantu menjaga pertumbuhan pengguna Facebook dan memperbaiki sumber daya manusia (SDM).

Setelah berjalan beberapa waktu, akhirnya saham Facebook meroket dan membuatnya menjadi miliarder. Forbes memperkirakan, total nilai harta Rothschild saat ini mencapai US$ 2,4 miliar. Sebab, saham Facebook melonjak lebih dari 150%, dari tahun ke tahun dan makin melebarkan bisnisnya, setelah membeli perusahaan layanan pesan WhatsApp senilai US$ 19 miliar.

Rothschild kini rfokus pada investasi teknologi dan menjadi penasihat di dewan start up Data Primer, Interana, dan Lytmus. Selain itu, ia juga menjadi komisaris dan Wakil Ketua Dewan di Vanderbilt University sejak 2016.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×