Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan terhadap yen Jepang pada awal pekan ini.
Di tengah ekspektasi pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, serta keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed) yang akan datang.
Pada perdagangan Senin (27/10/2025), dolar AS naik 0,15% menjadi ¥153,07 dan sempat menyentuh ¥153,17, level tertinggi sejak 10 Oktober.
Baca Juga: Didorong Permintaan di AS, Produksi Toyota Naik 11% pada September
Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, juga menguat tipis 0,05% menjadi 98,97.
Penguatan dolar terjadi di tengah sentimen positif atas kemajuan negosiasi perdagangan antara AS dan China.
Trump dijadwalkan bertemu Xi pada Kamis mendatang di sela-sela KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan, untuk menyetujui kerangka kesepakatan dagang yang telah dibahas selama akhir pekan.
Sementara itu, dolar Australia menguat 0,2% menjadi US$ 0,6528 karena investor kembali masuk ke aset berisiko. Poundsterling naik tipis 0,04% menjadi US$ 1,3314, sementara euro stabil di US$ 1,1622.
Menurut Mahjabeen Zaman, Kepala Riset Valuta Asing di ANZ, penguatan dolar kemungkinan masih akan bertahan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Nikkei Tembus Rekor 50.000 Senin (27/10), Pasar Jepang Euforia Stimulus Takaichi
“Pemangkasan suku bunga The Fed untuk Oktober dan Desember sudah sepenuhnya dipertimbangkan oleh pasar. Jadi jika The Fed menyampaikan sinyal yang lebih hati-hati, hal itu justru bisa mendukung dolar AS,” ujarnya.
Pasar kini menantikan keputusan The Fed pada Rabu (29/10), dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 4,25% menjadi 4%.
Pelaku pasar juga akan mencermati pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell untuk memantau arah kebijakan selanjutnya menjelang rapat bulan Desember.
Dari sisi geopolitik, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, pembahasan di sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur telah menghapus kemungkinan penerapan tarif 100% atas produk impor China mulai 1 November.
Ia juga mengungkapkan China kemungkinan menunda kebijakan lisensi ekspor mineral tanah jarang (rare earth) selama satu tahun untuk dikaji ulang.
Sementara di Jepang, Bank of Japan (BOJ) akan menggelar rapat kebijakan pada 29–30 Oktober.
Baca Juga: Won Korea Selatan dan Peso Filipina Pimpin Penguatan Mata Uang Asia Senin (27/10)
Sebagian besar analis memperkirakan BOJ masih akan menahan suku bunga acuan di level 0,5%, seiring permintaan dari Perdana Menteri Sanae Takaichi agar bank sentral berperan dalam mendukung inflasi berbasis pertumbuhan upah.
Di sisi lain, mata uang yen melemah terhadap euro dan franc Swiss — masing-masing mencapai rekor terendah baru di 178,13 yen dan 192,25 yen.
Selain pasar valas, aset kripto juga bergerak positif. Bitcoin naik 1,6% menjadi US$ 115.157, sementara ether melonjak 3,3% ke US$ 4.198.













