kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Menkeu India desak bank sentral potong suku bunga


Selasa, 22 September 2015 / 05:56 WIB
Menkeu India desak bank sentral potong suku bunga


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW DELHI. Menteri Keuangan India, Arun Jaitley meminta Bank Sentral India atau Reserve Bank of India (RBI) memangkas suku bunga acuan. Dia beralasan, RBI sudah seharusnya menurunkan lagi suku bunga demi merangsang pertumbuhan ekonomi.

Kepada Bloomberg TV di Hong Kong, Senin (21/9), Jaitley menyatakan, banyak sektor mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi. Salah satunya adalah sektor properti, yang sangat terkait hubungannya dengan bunga kredit perbankan.

Selain properti, sektor lain yang membukukan perlambatan pertumbuhan adalah manufaktur dan infrastruktur. Meski tetap menghargai sepenuhnya hak RBI mengontrol dan mengendalikan suku bunga, Jaitley menyebutkan, stimulus yang diberikan bank sentral bisa memberikan dampak positif yang besar bagi pertumbuhan bisnis.

"Properti merupakan salah satu sektor yang berpeluang besar mencatatkan pertumbuhan positif," tutur Jaitley dalam lawatannya selama empat hari di Singapura dan Hongkong. Sedianya, RBI akan menggelar pertemuan pada 29 September mendatang.

Dalam acara itu, Gubernur Bank Sentral India, Raghuram Rajan bakal mengumumkan kebijakan terbaru terkait suku bunga. Asal tahu saja, sepanjang tahun 2015, RBI sudah tiga kali memangkas suku bunga acuan. Secara total, RBI sudah menggunting suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps). Namun, pada Agustus 2015 lalu, RBI enggan melanjutkan tradisi pemangkasan bunga.

Departemen Keuangan India kala itu telah mendesak RBI memberikan stimulus lagi bagi dunia usaha. Sebab, dengan mematok bunga 7,25%, suku bunga India masih tergolong tinggi di wilayah Asia. Alasan Rajan saat itu adalah ingin memastikan target inflasi di India sebesar 6% tidak mengalami kendala. Apalagi, masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang bisa melemahkan posisi mata uang India.

Berdasarkan catatan Bloomberg, sepanjang tahun ini, rupee sudah terdepresiasi sebanyak 4% terhadap dollar AS sejak awal tahun 2015. Sementara bursa saham India, BSE Sensex Index telah terkoreksi sebanyak 4,7%, setalah pada tahun 2014 tumbuh sebesar 30%.

Asal tahu saja, data perekonomian India menunjukan tanda-tanda pelemahan. Misal, consumers price gains di India per Agustus 2015 melemah ke posisi 3,66%. Bandingkan dengan posisi awal tahun yang masih bertengger di kisaran 6%.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×