Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Menteri Luar Negeri Arab Saudi pada Selasa (1/12/2020) mengkritik Menteri Luar Negeri Iran karena melibatkan Riyadh terkait kasus pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh.
"Menteri Luar Negeri Iran Zarif sangat ingin menyalahkan Kerajaan Arab Saudi atas segala hal negatif yang terjadi di Iran. Apakah dia akan menyalahkan kami atas gempa bumi atau banjir berikutnya?" kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir dalam tweet seperti yang dilansir Reuters.
Pernyataan Jubeir tampaknya merupakan tanggapan atas komentar yang dibuat pada hari Senin oleh Mohammad Javad Zarif yang menyarankan pertemuan rahasia di Arab Saudi antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkontribusi pada pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh.
"(Menteri Luar Negeri AS Mike) Pompeo yang terburu-buru melakukan perjalanan ke kawasan itu, pertemuan trilateral di Arab Saudi dan pernyataan Netanyahu semuanya mengarah pada konspirasi ini yang sayangnya muncul dalam tindakan teroris pengecut hari Jumat dan kematian salah satu eksekutif puncak negara itu," tulis Zarif di Instagram.
Baca Juga: Penasihat militer Iran: Israel dan sekutu mencoba memicu perang besar-besaran!
Mengutip Reuters, seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa Teheran mencurigai kelompok oposisi berbasis asing yang terlibat dengan Israel dalam pembunuhan Fakhrizadeh, yang dianggap kekuatan Barat sebagai arsitek program senjata nuklir Iran yang ditinggalkan.
Tuduhan itu ditolak kelompok itu. Kantor Netanyahu menolak berkomentar tentang pembunuhan tersebut.
Baik Israel dan Arab Saudi baru-baru ini meningkatkan retorika terhadap Iran, yang terkunci dalam beberapa perang proksi dengan Riyadh di wilayah tersebut.
Baca Juga: Mengutuk keras, Rusia: Pembunuhan fisikawan nuklir Iran tingkatkan potensi konflik
Arab Saudi belum secara resmi mengutuk pembunuhan itu, tidak seperti lima negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk lainnya.
Saat ditanya dalam sebuah wawancara dengan penyiar Rusia RT pada hari Selasa untuk mengomentari pembunuhan itu, utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa Riyadh mengatakan kerajaan "tidak mendukung kebijakan pembunuhan sama sekali."