kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Menteri Ekonomi Jerman: Mari kerja sama, bukan proteksionisme ekonomi


Selasa, 06 November 2018 / 07:25 WIB
Menteri Ekonomi Jerman: Mari kerja sama, bukan proteksionisme ekonomi
ILUSTRASI. PRESIDEN MENERIMA MENTERI EKONOMI JERMAN


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. Konferensi jaringan terbesar Jerman di kawasan Asia-Pasifik sedang digelar di Jakarta mulai 1 November hingga 3 November 2018. Lebih dari 900 pelaku bisnis dan tokoh politik internasional menghadiri acara The 16th Asia Pasific Conference of German Business (APK).

Kerja sama bukan protesionisme

Dalam kesempatan tersebut Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier mengungkapkan para pelaku bisnis Jerman mendukung perdagangan bebas global dan ingin memperluas kerjasama dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu untuk menghadapi proteksionisme ekonomi ia menyerukan komunitas global untuk bekerja sama.

"Mari membentuk aliansi global yang mendukung ekonomi pasar, inilah yang dibutuhkan dunia, bukan proteksionisme," kata Altmaier. Ia juga mengatakan Jerman akan mendukung upaya untuk menjaga aturan perdagangan bebas dengan mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia mengatakan WTO tidak sempurna, "tapi saya tidak melihat alternatif yang valid".

Peluang Indonesia

Sementara itu Direktur Utama Kamar Dagang Jerman (AHK) di Indonesia Jan Rönnfeld mengatakan, "Indonesia dipilih (menjadi penyelenggara APK) untuk memberi perhatian pada negara ini. Perusahaan Jerman tidak cukup menyadari (potensi) negara ini yang sebenarnya, mengingat ukuran dan peluang yang ditawarkannya. Jadi Jakarta dipilih untuk memfokuskan kembali pada hal itu".

Menurutnya secara keseluruhan Indonesia punya iklim investasi yang cukup positif. "Negara ini tampaknya sangat stabil. Dengan pertumbuhan ekonomi tahunan sekitar 5 atau 6 persen, sebenarnya Indonesia adalah negara anggota G20 dengan pertumbuhan ekonomi yang paling stabil," ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×