kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,60   -12,89   -1.40%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Energi Saudi Peringatkan Menggunakan Stok Minyak Darurat Akan Menyakitkan


Rabu, 26 Oktober 2022 / 06:19 WIB
Menteri Energi Saudi Peringatkan Menggunakan Stok Minyak Darurat Akan Menyakitkan
ILUSTRASI. Menteri Energi Arab Saudi menjelaskan bahwa kehilangan stok darurat mungkin menyakitkan di bulan-bulan mendatang. REUTERS/Christian Hartmann


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada hari Selasa (25/10/2022) bahwa beberapa negara menggunakan stok minyak darurat mereka. Negara-negara tersebut menggunakannya sebagai mekanisme untuk memanipulasi pasar padahal seharusnya tujuannya adalah untuk mengurangi kekurangan pasokan.

“Adalah tugas saya untuk menjelaskan bahwa kehilangan stok darurat mungkin menyakitkan di bulan-bulan mendatang,” kata menteri dalam konferensi Future Initiative Investment (FII) di Riyadh seperti yang dilansir Arab News.

Seperti yang diketahui, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pada pekan lalu untuk menjual sisa dari cadangan minyak darurat negara itu pada akhir tahun dan mulai mengisi kembali persediaan. Kebijakan itu bertujuan untuk meredam harga bensin yang tinggi menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November.

Abdulaziz juga mengatakan Arab Saudi tetap menjadi pemasok minyak paling andal di dunia dan telah meningkatkan penjualannya ke Eropa menjadi 950.000 barel pada September dari 490.000 barel pada waktu yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Saudi Membuka Diri, Sebut Pertengkaran Tidak Beralasannya dengan Amerika Akan Diatasi

Ketika ditanya tentang bagaimana mengembalikan hubungan energi dengan AS, sang pangeran mengatakan Arab Saudi telah memilih untuk menjadi pihak yang "lebih dewasa".

"Kami terus mendengar Anda 'bersama kami atau melawan kami', apakah ada ruang untuk 'kami bersama rakyat Arab Saudi'?" tanyanya.

Hubungan antara AS dan Kerajaan menjadi semakin tegang dalam beberapa pekan terakhir sejak OPEC+ mengumumkan pengurangan produksi, yang seolah-olah dilihat oleh Gedung Putih bahwa Arab Saudi memberikan dukungan dengan Rusia.

Arab Saudi, produsen minyak terbesar OPEC, membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa itu adalah keputusan ekonomi murni yang dimaksudkan untuk menstabilkan pasar minyak yang bergejolak.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Jelang Akhir Pekan Akibat Ekspektasi Permintaan China

Sebelumnya diberitakan, Joe Biden mengambil langkah balasan terhadap pemangkasan produksi minyak yang dilakukan OPEC. Biden akan melepas cadangan minyak AS akhir tahun ini.  

Hal itu diungkapkan seorang pejabat senior administrasi pemerintahan Joe Biden pada Reuters. Rencana tersebut dimaksudkan untuk menambah pasokan yang cukup untuk mencegah lonjakan harga minyak yang dapat merugikan konsumen dan bisnis.

Awal tahun ini, Biden memutuskan untuk menjual 180 juta barel dari Cadangan Minyak Strategis untuk memerangi potensi krisis pasokan yang disebabkan oleh sanksi terhadap Rusia yang kaya minyak setelah invasinya ke Ukraina.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×