kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Menteri Perminyakan Iran: AS Salah Langkah


Rabu, 24 April 2019 / 09:09 WIB
Menteri Perminyakan Iran: AS Salah Langkah


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -IRAN. Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan dalam sesi parlemen pada hari Selasa (23/4) dalam the Islamic Republic News Agency (IRNA) mengatakan Amerika Serikat (AS) telah melakukan kesalahan buruk dengan mempolitisasi minyak dan menggunakannya sebagai senjata melawan negara kawasan Timur Tengah tersebut.

Berdasarkan laman berita reuters.com, Harga minyak pada Selasa (23/4) mencapai level tertinggi sejak November setelah Washington mengumumkan langkah pembatasan impor minyak Iran sebagai jelanjutan sanksi yang dicanangkan pada 2 Mei. Bahkan AS menekan importir untuk berhenti membeli minyak dari Teheran, Iran guna memperketat pasokan global.

Zanganeh menambahkan bahwa AS tidak akan bisa mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol. “Dengan semua kekuatan kami, akan bekerja untuk melanggar sanksi AS,” kata Zanganeh di parlemen salam ISNA.

Pasalnya AS pada Senin lalu menuntut agar pembeli minyak Iran menghentikan pembelian atau akan menghadapi sanksi dari AS. Sehingga ini memungkinkan delapan pembeli terbesar Iran, kebanyakan dari negara-negara di Asia, untuk terus mengimpor volume minyak dalam jumlah terbatas.

Pemerintah AS mengatakan setelah langkah sanksi Iran, pihaknya bekerja sama dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk memastikan pasar minyak memiliki pasokan cukup, tetapi para pedagang khawatir tentang pasokan yang ketat.

Karena malah akan menjadi buah simalakama di pasar yang rapuh. Zanganeh menambahkan bahwa pasar minyak tidak dapat diprediksi, langkah AS dan pendukungnya untuk menjaga harga minyak stabil adalah tanda kekhawatiran atau ketakutan terhadap Iran

Secara terpisah, Zanganeh mengatakan bahwa produksi gas harian Iran telah tumbuh 30% dalam enam tahun terakhir. Iran menghasilkan rata-rata harian 620 juta meter kubik gas pada periode Maret 2013 dan tumbuh menjadi 850 juta meter kubik per hari sampai dengan Maret 2019, katanya. Rata-rata produksi gas harian di South Pars, ladang gas terbesar di dunia, adalah 240 juta meter kubik pada tahun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×