Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China saat ini mengklaim sebagai sumber stabilitas politik dan ekonomi di dunia yang semakin dilanda badai wabah virus corona yang menyebar dengan cepat di Amerika Serikat dan Eropa.
Jatuhnya indeks saham di berbagai negara dan harga minyak, membalikkan narasi beberapa minggu yang lalu yang melihat China sebagai pesakitan.
Baca Juga: Kasus corona hanya satu digit, China kurangi pembatasan perjalanan di Hubei
Didukung oleh perjalanan simbolis Presiden Xi Jinping ke kota Wuhan, Shanghai Composite Index naik 1,8% dan Indeks Hang Seng Hong Kong 1,4% pada hari Selasa. Hal ini berbeda dengan kejatuhan bebas harga saham secara global pada hari Senin.
Pada hari Selasa, saham perusahaan yang berbasis di Wuhan, termasuk Hubei Chutian Expressway dan Yangtze Communications Industry, melonjak batas harian setinggi 10%.
Dilansir dari South China Morning Post, perjalanan Xi diikuti hanya beberapa jam setelah pasar saham global menderita kerugian satu hari terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008 dan penurunan tajam harga minyak.
Tak cukup sampai di situ, pemimpin China berusaha mengirim sinyal kepercayaan yang jelas kepada dunia dalam pertempuran melawan wabah virus corona.
Baca Juga: Corona menyebar ke negara lain, pengusaha China banting setir jadi produsen masker
"China memang menjadi pahlawan untuk saat ini setelah kekacauan di Amerika Serikat," tulis Hao Hong, kepala penelitian untuk Bocom International, bank investasi pemberi pinjaman terbesar kelima di China yang berbasis di Hong Kong.
Hong menambahkan bahwa pasar saham China telah menjadi 'sumber cahaya dalam kegelapan' karena tindakan karantina negara itu, termasuk membatasi pergerakan ratusan juta orang untuk mengendalikan penyebaran virus telah cukup berhasil.
Pada saat yang sama, Hong mencatat bahwa pasar China telah mengalami penurunan karena ini adalah negara pertama yang menderita wabah coronavirus.
Perjalanan Xi Jinping ke Wuhan pada Selasa dilakukan hanya beberapa jam setelah pasar saham global menderita kerugian satu hari terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008 dan penurunan tajam harga minyak.
Baca Juga: Waspada virus corona, penutupan Tokyo Disneyland diperpanjang hingga tengah Mei 2020
Di saat kasus corona baru di China menurun, jumlah kasus telah meningkat di negara-negara seperti Italia, Prancis, Jerman dan Spanyol. Begitu juga di AS dan negara Asia lain.
Kemenangan awal China dalam mengekang coronavirus, meskipun ada upaya dari pemerintah setempat untuk membungkam peringatan dari dokter pada hari-hari awal wabah, telah memberikan para pemimpinnya kepercayaan baru bahwa model politik otoriter mereka lebih cocok untuk menangani keadaan darurat daripada demokrasi liberal barat.
Beijing dengan cepat bertindak untuk memaksakan kontrol besar-besaran yang membatasi pergerakan warganya dan menutup bisnis berisiko di seluruh negeri.
Baca Juga: Terpukul corona, penjualan mobil di China catatkan penurunan terdalam sepanjang masa
Di saat yang sama juga memobilisasi pembangunan rumah sakit yang cepat dan produksi pasokan medis yang sangat dibutuhkan termasuk masker wajah.