Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID -Korea Utara pada hari Minggu (13/10) menyatakan bahwa garis terdepan militernya siap melancarkan serangan ke Korea Selatan jika tetangganya itu terus memberikan gangguan.
Dua hari sebelumnya, Korea Utara menuduh tetangganya telah meluncurkan pesawat tanpa awak untuk menjatuhkan selebaran propaganda di atas Pyongyang sebanyak tiga kali bulan ini.
Korea Utara berjanji akan mengancam akan menanggapi dengan kekerasan jika hal itu terjadi lagi. Di lain pihak, Korea Selatan enggan mengonfirmasi tuduhan tersebut, namun menyatakan siap memberikan respons sepadan jika tindakan Korea Utara mengancam warga sipil.
Baca Juga: Situasi Makin Panas, Korea Utara Putus Semua Jalan dan Rel Kereta ke Korea Selatan
Korea Utara rutin menerbangkan ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan sejak Mei lalu.
Aksi itu diklaim merupakan balasan atas aksi Korea Selatan yang menerbangkan balon yang membawa selebaran propaganda anti-Korea Utara.
Di perbatasan, militer Korea Selatan juga menyalakan pengeras suara untuk menyiarkan propaganda dan lagu-lagu K-pop ke Korea Utara.
Militer Korea Utara Bersiaga di Perbatasan
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, mengabarkan bahwa militer telah mengeluarkan perintah operasi pendahuluan kepada artileri dan unit militer lainnya di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.
Baca Juga: Daftar 5 Negara Komunis di Dunia: Ada Dua di Asia Tenggara
Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan, militer mereka ada dalam posisi "bersiap sepenuhnya untuk melepaskan tembakan."
"Seluruh wilayah Korea Selatan mungkin akan berubah menjadi tumpukan abu setelah serangan dahsyat Korea Utara," kata seorang juru bicara militer Korea Utara yang tidak disebutkan namanya, dikutip AP.
Juru bicara itu menegaskan bahwa ketegangan militer yang serius sedang terjadi di Semenanjung Korea karena peluncuran pesawat nirawak Korea Selatan.
Banyak pengamat yang memprediksi Korea Utara akan meningkatkan ketegangan menjelang pemilihan presiden AS bulan November mendatang, dengan tujuan untuk menunjukkan posisinya dalam diplomasi dengan AS di masa mendatang.