kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Merugi lebih dari US$ 1 miliar, Credit Suisse rombak jajaran eksekutif perusahaan


Selasa, 06 April 2021 / 17:34 WIB
Merugi lebih dari US$ 1 miliar, Credit Suisse rombak jajaran eksekutif perusahaan
ILUSTRASI. Logo Credit Suisse. REUTERS/Reinhard Krause/File Photo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Credit Suisse Group AG merombak jajaran eksekutifnya setelah mengalami kerugian akibat runtuhnya bisnis Archegos Capital Management. Melansir Bloomberg, Selasa (6/4) Kepala Investment Banking Credit Suisse Brian Chinn disebut-sebut akan lengser menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. 

Bukan cuma itu, Chief Risk Officer Lara Warner juga akan angkat kaki bersama dengan sejumlah Kepala Divisi meskipun Chief Executive Officer (CEO) Thomas Gottstein belum akan diberhentikan dari jabatannya. 

Paul Galietto, Kepala Divisi Penjualan dan Perdagangan Ekuitas bahkan telah mengundurkan diri secara efektif segera, meskipun masih akan tetap menjabat hingga akhir April untuk membantu proses transisi menurut sebuah memo. 

Baca Juga: China akan jadikan latihan kapal induk di dekat Taiwan aktivitas rutin

Anthony Abenante nantinya akan menggantikan Galietto untuk sementara waktu sambil melanjutkan perannya saat ini sebagai Kepala Layanan Eksekusi Global. Sementara Parshu Shah akan mundur sebagai Kepala Risiko Layanan Utama dalam keterangan internalnya. 

Pemberi pinjaman raksasa global itu juga mengumumkan tiga pejabat yang akan diberhentikan. Antara lain Ryan Atkinson, Kepala Risiko Kredit untuk Bank Investasi, Ilana Ash Kepala Manajemen Risiko Kredit, dan Manish Mehta Kepala Risiko Dana Lindung Nilai Credit Suisse. 

Keputusan ini cukup agresif, mengingat Chin baru saja dipromosikan menjadi Kepala Bank Investasi di tahun 2020 ketika Gottstein menggabungkan unit tersebut dengan operasi perdagangan setelah kepergian mantan CEO Tidjane Thiam. Aksi tersebut sebenarnya sempat mengangkat nama Chin, setelah pihaknya berhasil mengubah bisnis yang selalu berkinerja buruk menjadi kontributor laba utama. 

Adapun sebelumnya, Chin menjabat sebagai Kepala Eksekutif Pasar Global dan bergabung dengan Dewan Eksekutif Bank. Kekosongan posisi Chin juga menyematkan banyak nama calon pengganti, salah satunya Christian Meissner mantan eksekutif Bank of America Corp yang baru saja bergabung dengan Credit Suisse pada Oktober 2020 lalu. 

Asal tahu saja, kasus ini bermula dari banyaknya bank global yang terpaksa menanggung kerugian dengan nilai lebih dari US$ 6 miliar akibat kegagalan Archegos Capital dalam investasi. Hal ini Credit Suisse menjadi salah satu perusahaan yang paling merugi dari kegagalan investasi tersebut. 

Baca Juga: Melunak, Filipina selesaikan konflik dengan China di Laut China Selatan secara damai

Tercatat harga saham Credit Suisse anjlok sebesar 14%, yang merupakan penurunan terbesar perusahaan dalam setahun terakhir. Pihak Credit Suisse sebelumnya menjelaskan, bahwa kegagalan transaksi margin sebuah hedge fund yang berbasis di Amerika Serikat itu bisa berdampak signifikan dan material terhadap kinerja kuartal pertamanya. 

Dua sumber setidaknya mengatakan kerugian yang dialami perusahaan asal Swiss ini bisa mencapai US$ 1 miliar. Namun, seorang sumber lain menyatakan kerugian Credit Suisse bisa mencapai US$ 4 miliar. 

Archegos sendiri merupakan sebuah family office yang berfokus menangani kebutuhan keuangan dan investasi yang bersifat keluarga. Perusahaan ini didirikan oleh mantan eksekutif hedge fund asal New York, Bill Hwang. Perusahaan ini merujuk ke entitas yang didirikan untuk keluarga kaya untuk mengelola uang mereka. Termasuk memberikan layanan terkait kepada anggota keluarga, seperti perencanaan pajak dan harta benda, serta mengelola usaha filantropi.

Family office cukup berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Secara global di 2019, family office bisa mengelola aset hampir US$ 6 triliun, menurut firma riset pasar Campden Research.

Selanjutnya: SoftBank akan ambil 40% saham AutoStore senilai US$2,8 miliar



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×