kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mesir & Sudah gelar latihan militer bersama di tengah panasnya situasi bendungan Nil


Jumat, 02 April 2021 / 09:50 WIB
Mesir & Sudah gelar latihan militer bersama di tengah panasnya situasi bendungan Nil
ILUSTRASI. Bendungan Renaisans Besar Etiopia (GERD).


Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KAIRO. Militer Mesir dan Sudah resmi menggelar latihan militer gabungan bertajuk Nile Eagles 2 di pangkalan udara Merowe, Sudan. Dalam latihan gabungan kali ini, kedua negara akan berfokus pada kekuatan udara.

Dikutip dari Arab News, latihan tersebut juga unsur-unsur dari angkatan udara dan pasukan komando Thunderbolt dari kedua negara.

Kepala staf angkatan bersenjata Sudah, Mohammed Othman Al-Hussein, hadir langsung memeriksa kesiapan pasukan yang berpartisipasi. Ia juga mendengarkan agenda pelatihan serta mengikuti rangkaian latihan serangan angkatan udara.

Angkatan bersenjata Mesir mengatakan, latihan itu bertujuan untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin dalam hal perencanaan dan pelaksanaan operasi udara.

Latihan serupa bertajuk Nile Eagles 1 telah digelar pada bulan November lalu dan berlangsung selama sekitar satu minggu. Nile Eagles 2 kemungkinan juga akan memakan waktu yang sama.

Rangkaian latihan militer gabungan kedua negara ini dilakukan di tengah meningkatnya tensi dari pembangunan Bendungan Renaisans Besar Etiopia (GERD) yang berdampak pada aliran sungai Nil ke Mesir dan Sudan.

Baca Juga: Pentagon: Terusan Suez merupakan titik maritim berbahaya

Pembangunan Bendungan Renaissance oleh Ethiopia dinilai pemerintah Mesir bisa menimbulkan ketidakstabilan di kawasan tersebut yang cukup bergantung pada aliran sungai Nil.

Mesir bersama dengan Sudan kini sedang mengupayakan kesepakatan yang mengikat secara hukum atas operasi GERD. Bagi pemerintah Ethiopia GERD sangat penting bagi perkembangan ekonominya.

Sayangnya pembicaraan panjang selama 10 tahun terakhir selalu berakhir tanpa hasil dan Ethiopia mulai mengisi waduk di belakang bendungan tahun lalu tanpa kesepakatan. Diperkirakan akan menambah air untuk tahun kedua setelah hujan musiman mulai musim panas ini.

Pada hari Selasa (30/3), Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan bahwa ia menolak untuk membiarkan setetes air pun diambil.

"Kami memilih untuk bernegosiasi. Tindakan bermusuhan itu buruk dan memiliki efek yang berlangsung selama bertahun-tahun, dan negara-negara tidak melupakan ini. Tetapi jika persediaan air kita terpengaruh, reaksi Mesir akan bergema di wilayah tersebut," tegas El-Sisi.

Selanjutnya: Angkut 20 jet Rafale, kapal induk Charles de Gaulle Prancis berlabuh di Abu Dhabi




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×