Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Meskipun larangan ekspor mulai berlaku 1 Juni lalu, harga ayam di pasar Malaysia belum menunjukkan penurunan selama beberapa hari terakhir.
Pantauan Channel News Asia di beberapa pasar basah di Malaysia selama seminggu menunjukkan, harga belum turun, dengan ayam utuh standar di atas harga eceran tertinggi RM8,9 per kg.
N. Rajaratnam, pedagang ayam di Pasar Jalan Othman di Petaling Jaya, mengatakan, dia menambahkan biaya layanan RM 1,5 per kg untuk pemotongan dan pembersihan.
Dengan biaya tambahan, Rajaratnam menjual ayam dengan harga RM 10,5 per kg atau sekitar Rp 34.500 per kg.
Baca Juga: Harga Ayam Kampung Malaysia Tembus Rp 758.000 di Singapura, Media Sosial Riuh
"Kami juga harus mencari nafkah. Mungkin setelah Hari Raya Idul Adha (Juli), harga akan turun. Kami bisa bertahan hidup dengan menjual ayam dengan harga RM 10,5 hingga RM 11 per kg," katanya kepada Channel News Asia.
Dia mengatakan, harus menyewa tempat lain untuk menyembelih ayam sebelum membawanya ke pasar karena pemerintah negara bagian melarang kegiatan pemotongan di pasar sejak pandemi Covid-19.
"Jika kami diperbolehkan menyembelih ayam di pasar seperti sebelumnya, kami pasti bisa menurunkan harga," ujar Rajaratnam.
Baca Juga: Malaysia Batasi Ekspor Ayam Mulai 1 Juni 2022, Ini Alasannya
Pasokan ayam akhir-akhir ini dipengaruhi oleh infeksi penyakit, kondisi cuaca, dan kenaikan harga pakan ayam, menurut peternak.
Pada 1 Juni, Malaysia menghentikan ekspor hingga 3,6 juta ekor ayam per bulan untuk menyelesaikan masalah pasokan dan harga di dalam negeri.
"Prioritas pemerintah adalah rakyat kita sendiri," kata Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob pada 23 Mei lalu ketika dia mengumumkan larangan tersebut.
Pemerintah Malaysia telah menurunkan harga eceran tertinggi untuk ayam utuh beberapa kali, dari RM 9,5 per kg menjadi RM 8,9 per kg saat ini, sambil memberikan subsidi 60 sen per kg kepada peternak pada Februari tahun ini.