Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Menteri Luar Negeri G7 kompak mengutuk aksi peluncuran satelit mata-mata yang dilakukan Korea Utara pada hari Kamis (24/8). Meski berakhir dengan kegagalan, para pejabat G7 tetap mengecam Pyongyang karena menggunakan teknologi rudal balistik yang dilarang.
Dalam pernyataan bersamanya, ketujuh menteri luar negeri mengatakan tindakan Korea Utara menimbulkan ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas regional dan internasional.
"Meskipun ada seruan berulang kali dari komunitas internasional, Korea Utara terus mengintensifkan tindakan eskalasinya melalui sejumlah peluncuran rudal balistik," ungkap para menteri, dikutip CNA.
Menurut mereka, peluncuran roket hari Kamis membuktikan tekad Korea Utara untuk memajukan dan mendiversifikasi kemampuan nuklir dan rudal balistiknya yang melanggar hukum.
Baca Juga: Kim Jong Un Marahi Para Pejabatnya Karena Gagal Mencegah Banjir
Para menteri pun mendesak agar komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk menanggapi aksi Korea Utara dengan cepat, bersatu, dan kuat.
"Tindakan sembrono Korea Utara harus ditanggapi dengan respons internasional yang cepat, bersatu, dan kuat. Kami menyesalkan pilihan Korea Utara yang mengalihkan sumber dayanya yang terbatas untuk mendanai program senjata pemusnah massal dan rudal balistik yang melanggar hukum," tulis pada menteri.
Teguran rupanya juga datang dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Melalui juru bicaranya, Guterres mengutuk keras upaya peluncuran satelit militer lainnya.
"Setiap peluncuran yang dilakukan DPRK (Korea Utara) dengan menggunakan teknologi rudal balistik bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan. Sekjen mengulangi seruannya kepada DPRK untuk menghentikan tindakan tersebut dan segera melanjutkan dialog tanpa prasyarat untuk mencapai tujuan perdamaian dan denuklirisasi Semenanjung Korea," kata juru bicara Guterres, Florencia Soto Nino.
Baca Juga: Peluncuran Satelit Mata-Mata Korea Utara Gagal Lagi di Percobaan Kedua
Korea Utara pada hari Kamis memastikan bahwa percobaan kedua mereka untuk meluncurkan satelit mata-mata kembali gagal. Namun, Pyongyang berjanji akan melakukan percobaan lagi pada bulan Oktober.
Kantor berita nasional Korea Utara, KCNA, mengatakan bahwa penerbangan tahap pertama dan kedua roket tersebut normal, namun peluncuran tersebut akhirnya gagal karena kesalahan dalam sistem peledakan darurat selama penerbangan tahap ketiga.
Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional Korea Utara, NADA, mengatakan akan melakukan upaya peluncuran ketiga pada bulan Oktober. Mereka pun memastikan telah mempelajari apa yang salah dengan peluncuran kedua.