Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Warga Amerika Serikat kerap mengaku bahwa mereka semakin jarang mengonsumsi alkohol. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi orang dewasa di AS per minggu nyaris tidak berubah dalam beberapa dekade terakhir.
Data dari firma riset pasar minuman IWSR, yang dibagikan secara eksklusif kepada Reuters, mengungkap bahwa konsumsi alkohol mingguan per orang dewasa AS terus berada di kisaran 10 hingga 12 minuman sejak 1975.
Saat ini, angka tersebut berada pada level terendah sejak 1995, namun hanya mencerminkan penurunan sekitar 1,1 porsi per minggu dari puncak terbaru 11,5 minuman pada 2021.
Narasi Penurunan Konsumsi Alkohol Dipertanyakan
Sejumlah survei dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan penjualan alkohol, menurunnya tingkat konsumsi di kalangan muda, serta munculnya tren gaya hidup sehat. Hal ini memicu perdebatan tentang apakah konsumsi alkohol di AS memasuki fase penurunan jangka panjang.
Baca Juga: WHO: Industri Tembakau, Alkohol, Makanan Olahan Halangi Kebijakan Kesehatan
Namun, pelaku industri minuman beralkohol berpendapat bahwa penurunan volume penjualan lebih dipengaruhi situasi ekonomi, bukan karena konsumen menolak alkohol.
IWSR menyatakan bahwa data mereka tidak sepenuhnya menutup kemungkinan adanya perubahan perilaku jangka panjang, tetapi menentang narasi populer bahwa terdapat pergeseran besar dalam kebiasaan minum.
“Kita tidak berada pada titik terendah secara historis,” ujar Marten Lodewijks, Presiden IWSR, kepada Reuters.
Ia menambahkan, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menentukan apakah tren saat ini dipengaruhi siklus ekonomi atau perubahan perilaku konsumen.
Tekanan Ekonomi Jadi Faktor Dominan
Menurut IWSR, kondisi jangka pendek seperti tekanan finansial akibat suku bunga tinggi, inflasi, dan ketidakstabilan politik kemungkinan menjadi pendorong utama turunnya konsumsi.
Lodewijks juga menekankan bahwa penurunan volume penjualan terlihat jauh lebih dramatis dibandingkan ketika dikonversi menjadi porsi minuman per orang per minggu.
Baca Juga: Tarif AS Picu Kenaikan Harga Minuman Alkohol, Konsumen Harus Rogoh Kocek Lebih Dalam
Hal ini karena adanya pergeseran konsumsi dari minuman bervolume tinggi seperti bir ke minuman beralkohol berkadar tinggi seperti spirit, yang dikonsumsi dalam porsi lebih kecil.
Gen Z Tidak Benar-Benar Menghindari Alkohol?
Menariknya, data survei terpisah dari IWSR menunjukkan peningkatan jumlah responden Gen Z yang mengaku minum alkohol dalam beberapa tahun terakhir, antara 2023-2025.
Temuan ini menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak sepenuhnya menjauhi alkohol, bertentangan dengan anggapan bahwa mereka menjadi motor utama penurunan konsumsi.
Survei lain memang menemukan penurunan konsumsi di kalangan usia muda. Tetapi sejumlah analis, termasuk Laurence Whyatt dari Barclays, menyebut bahwa data lain seperti proporsi pengeluaran Gen Z untuk alkohol memberikan indikasi kuat bahwa tekanan ekonomi memainkan peran besar dalam menentukan seberapa banyak mereka minum.













