kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%

Meski Klaim Turun, Konsumsi Alkohol Warga AS Tetap Tinggi Sejak 1975


Kamis, 04 Desember 2025 / 15:56 WIB
Meski Klaim Turun, Konsumsi Alkohol Warga AS Tetap Tinggi Sejak 1975
ILUSTRASI. Warga AS mengaku kurang minum alkohol, namun data IWSR menunjukkan konsumsi stabil sejak 1975. Ekonomi disebut faktor utama, bukan pergeseran perilaku. KONTAN/Daniel Prabowo/04/03/2016


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Warga Amerika Serikat kerap mengaku bahwa mereka semakin jarang mengonsumsi alkohol. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi orang dewasa di AS per minggu nyaris tidak berubah dalam beberapa dekade terakhir.

Data dari firma riset pasar minuman IWSR, yang dibagikan secara eksklusif kepada Reuters, mengungkap bahwa konsumsi alkohol mingguan per orang dewasa AS terus berada di kisaran 10 hingga 12 minuman sejak 1975.

Saat ini, angka tersebut berada pada level terendah sejak 1995, namun hanya mencerminkan penurunan sekitar 1,1 porsi per minggu dari puncak terbaru 11,5 minuman pada 2021.

Narasi Penurunan Konsumsi Alkohol Dipertanyakan

Sejumlah survei dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan penjualan alkohol, menurunnya tingkat konsumsi di kalangan muda, serta munculnya tren gaya hidup sehat. Hal ini memicu perdebatan tentang apakah konsumsi alkohol di AS memasuki fase penurunan jangka panjang.

Baca Juga: WHO: Industri Tembakau, Alkohol, Makanan Olahan Halangi Kebijakan Kesehatan

Namun, pelaku industri minuman beralkohol berpendapat bahwa penurunan volume penjualan lebih dipengaruhi situasi ekonomi, bukan karena konsumen menolak alkohol.

IWSR menyatakan bahwa data mereka tidak sepenuhnya menutup kemungkinan adanya perubahan perilaku jangka panjang, tetapi menentang narasi populer bahwa terdapat pergeseran besar dalam kebiasaan minum.

“Kita tidak berada pada titik terendah secara historis,” ujar Marten Lodewijks, Presiden IWSR, kepada Reuters.

Ia menambahkan, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menentukan apakah tren saat ini dipengaruhi siklus ekonomi atau perubahan perilaku konsumen.

Tekanan Ekonomi Jadi Faktor Dominan

Menurut IWSR, kondisi jangka pendek seperti tekanan finansial akibat suku bunga tinggi, inflasi, dan ketidakstabilan politik kemungkinan menjadi pendorong utama turunnya konsumsi.

Lodewijks juga menekankan bahwa penurunan volume penjualan terlihat jauh lebih dramatis dibandingkan ketika dikonversi menjadi porsi minuman per orang per minggu.

Baca Juga: Tarif AS Picu Kenaikan Harga Minuman Alkohol, Konsumen Harus Rogoh Kocek Lebih Dalam

Hal ini karena adanya pergeseran konsumsi dari minuman bervolume tinggi seperti bir ke minuman beralkohol berkadar tinggi seperti spirit, yang dikonsumsi dalam porsi lebih kecil.

Gen Z Tidak Benar-Benar Menghindari Alkohol?

Menariknya, data survei terpisah dari IWSR menunjukkan peningkatan jumlah responden Gen Z yang mengaku minum alkohol dalam beberapa tahun terakhir, antara 2023-2025.

Temuan ini menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak sepenuhnya menjauhi alkohol, bertentangan dengan anggapan bahwa mereka menjadi motor utama penurunan konsumsi.

Survei lain memang menemukan penurunan konsumsi di kalangan usia muda. Tetapi sejumlah analis, termasuk Laurence Whyatt dari Barclays, menyebut bahwa data lain seperti proporsi pengeluaran Gen Z untuk alkohol memberikan indikasi kuat bahwa tekanan ekonomi memainkan peran besar dalam menentukan seberapa banyak mereka minum.

Selanjutnya: OJK Berencana Menghapus KBMI 1, Cek Daftarnya

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart 1-15 Desember 2025, Joyday Blackforest Beli 2 Lebih Murah




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×