Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang menangguhkan rencana untuk mengerahkan dua stasiun radar pertahanan udara Aegis Ashore yang negeri matahari terbit rancang untuk mendeteksi dan melawan rudal balistik Korea Utara.
Menurut Menteri Pertahanan Taro Kono, Jepang menghentikan penempatan Aegis Ashore karena masalah teknis serta biaya. Rencananya, stasiun radar buatan Lockheed Martin itu berada di Prefektur Akita dan Yamaguchi Utara di Jepang Selatan.
Dengan radar yang lebih kuat dari versi Aegis yang berbasis kapal yang sudah Jepang operasikan, penempatan Aegis Ashore untuk membantu melawan kemajuan rudal baru-baru ini oleh Korea Utara dan mengurangi tekanan pada Angkatan Laut Jepang.
Baca Juga: Korea Utara mengancam, militer Korea Selatan perkuat pemantauan di garis depan
Baca Juga: Ini 9 negara pemilik 13.400 hulu ledak nuklir, siapa yang paling banyak?
"Saya membuat keputusan pada Jumat (12/6) untuk menunda proses. Untuk saat ini, Jepang akan terus melawan (ancaman) dengan kapal perang yang dilengkapi Aegis," kata Kono kepada wartawan, Senin (15/6), seperti dikutip Reuters.
Kedua sistem pertahanan Aegis Ashore tersebut menghabiskan biaya sekitar ¥ 439 miliar (US$ 4 miliar) untuk operasi dan pemeliharaan selama 30 tahun ke depan, menurut dokumen Kementerian Pertahanan Jepang.
Menurut rencana, pangkalan Aegis Ashore awalnya dipersenjatai dengan rudal pencegat untuk menembak hulu ledak di ruang angkasa. Jepang, bagaimanapun, harus membayar untuk menguji pencegat tersebut sebelum penempatan, yang selanjutnya akan menambah biaya sistem Aegis Ashore.
Baca Juga: Kian memanas, Korea Utara: Militer kami akan meluncurkan tindakan ke Korea Selatan
Baca Juga: Semenanjung Korea mendidih, AS jaga pertahanan gabungan dengan Korea Selatan