Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MILAN. Ratusan orang membentuk antrean panjang dalam suasana hening di pusat distrik mode Milan, Sabtu (6/9/2025), untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Giorgio Armani.
Perancang busana paling terkenal Italia itu wafat pekan ini pada usia 91 tahun.
Kepergian Armani memicu duka mendalam, dengan gelombang penghormatan mengalir dari para selebritas Hollywood hingga masyarakat biasa.
Baca Juga: Biografi Giorgio Armani: Raja Mode Italia yang Tutup Usia
Selama lebih dari lima dekade, Armani membangun kerajaan bisnis dari haute couture hingga interior rumah, dengan namanya identik dengan elegansi yang sederhana dan abadi.
“Segala sesuatu yang dia lakukan selalu lahir dari passion,” ujar Pier Carlo Bertoglio, warga Lodi yang datang khusus ke kantor pusat Armani, tempat jenazah disemayamkan sepanjang akhir pekan sebelum pemakaman tertutup pada Senin (8/9).
Di lokasi, peti kayu berhiaskan bunga putih diletakkan di ruang pamer besar yang kerap menjadi panggung peragaan busana Armani.
Di antara pelayat awal tampak John Elkann, pewaris keluarga Agnelli sekaligus pimpinan Exor, bersama istrinya Lavinia.
Elkann diketahui pernah menjajaki pembentukan konglomerasi barang mewah Italia bersama Armani, meski pembicaraan itu tak berlanjut.
Baca Juga: Regulator Italia Denda Giorgio Armani US$4 juta karena Dugaan Eksploitasi Pekerja
Armani, yang tidak memiliki anak, sebelumnya telah menyiapkan langkah untuk menjamin keberlanjutan dan kemandirian bisnisnya, yang ia jalankan bersama keluarga dekat dan kolega lama.
Wali Kota Milan, Giuseppe Sala, juga hadir memberi penghormatan. Ia menyebut Armani sebagai sosok yang meninggalkan jejak mendalam bagi kota tempat ia tumbuh sejak pascaperang dunia kedua.
“Milan penuh dengan ‘tanda’ Armani. Mustahil untuk melupakannya. Warisan terbesarnya adalah keyakinan mendalam bahwa kerja adalah sarana untuk mewujudkan diri,” kata Sala.
Ratusan warga menunggu dengan sabar di jalan kecil yang dipenuhi pepohonan, di depan kantor pusat Armani yang dirancang arsitek Jepang Tadao Ando, berseberangan dengan Armani/Silos—museum yang dibuka tahun 2015 untuk menandai 40 tahun kariernya.
“Saat saya tumbuh di China, nama Armani identik dengan Italia,” kata Jonah Liu, salah satu pelayat yang mengenakan kaus Armani sambil membawa setangkai bunga daisy putih.
“Dia mengubah elegansi Italia menjadi bahasa mode global. Saya merasa wajib hadir untuk memberi penghormatan.”
Baca Juga: EA7 Emporio Armani Kembali Ramaikan Event Padel di Jakarta Selatan
Sesuai keinginan Armani, pintu masuk khusus juga dibuka bagi karyawan grup. “Saya salah satu pegawainya, jadi ikatan saya sangat tulus dengannya,” kata Alessandra Caccavo sambil menahan air mata.
“Beliau membuat kami tidak pernah kekurangan apa pun. Dia luar biasa, penuh keramahan, dan selalu hadir di kantor. Itu berarti besar, mengingat siapa dirinya.”