Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa para miliarder Amerika Serikat membayar pajak dengan tarif lebih rendah dibandingkan rata-rata masyarakat.
Mengutip eVnExpress, penelitian yang dilakukan oleh ekonom dari University of California, Berkeley dan dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research (NBER) mengungkap bahwa individu dalam daftar Forbes 400, termasuk CEO Tesla Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos, hanya membayar rata-rata tarif pajak efektif sebesar 24% pada periode 2018–2020.
Sebagai perbandingan, kelompok pembayar pajak lainnya menanggung tarif pajak rata-rata sekitar 30%.
Mengapa Pajak Miliarder Lebih Rendah?
Studi ini menghitung tarif pajak dengan mempertimbangkan seluruh pajak penghasilan, serta pajak perusahaan yang dibayarkan oleh bisnis yang dimiliki kaum terkaya.
Baca Juga: Tarif AS Menggila, PM Modi Balik Serang Lewat Pajak Murah dan Boikot Produk Amerika
Menurut ekonom Gabriel Zucman dan Emmanuel Saez, pendapatan ekonomi kaum superkaya pada dasarnya adalah laba dari perusahaan yang mereka miliki. Misalnya, Jeff Bezos yang memiliki sekitar 10% saham Amazon, berarti pendapatan ekonominya setara dengan 10% laba Amazon.
Namun, karena capital gain (keuntungan dari penjualan saham, obligasi, properti, dan aset lainnya) serta pendapatan bisnis dikenakan tarif pajak yang lebih rendah dibanding pajak penghasilan tertinggi dari gaji, para miliarder memperoleh keringanan besar.
Selain itu, selama saham tidak dijual, pemiliknya tidak berkewajiban membayar pajak atas kekayaan tersebut. Hal ini membuat sistem pajak progresif di AS dinilai kurang efektif jika diterapkan pada kelas miliarder.
Siapa yang Menanggung Pajak Terbesar?
Meski demikian, data dari Internal Revenue Service (IRS) menunjukkan bahwa kelompok kaya tetap menanggung sebagian besar beban pajak di AS:
-
1% teratas pembayar pajak (berpenghasilan di atas US$663.000 per tahun) menyumbang sekitar 40% dari total pajak penghasilan federal individu.
-
50% teratas membayar 97% dari total pajak penghasilan.
-
50% terbawah hanya berkontribusi sekitar 3%.
Baca Juga: Sehari Setelah Disetujui Kongres AS, Donald Trump Langsung Teken UU Pemotongan Pajak
Dorongan untuk Pajak Kekayaan (Wealth Tax)
Temuan mengenai 400 orang terkaya di Amerika Serikat memperkuat argumen bahwa pajak kekayaan diperlukan untuk mengurangi kesenjangan.
“Wealth tax adalah cara paling langsung dan efektif untuk menargetkan kaum ultra-kaya dan meningkatkan progresivitas pajak di level teratas,” ujar Saez.
Di sisi lain, kebijakan pajak terbaru Presiden Donald Trump justru memberikan keuntungan lebih besar bagi kaum kaya. Pada awal Juli 2025, Trump menandatangani apa yang ia sebut sebagai “big, beautiful bill”, yang berisi sejumlah keringanan pajak baru maupun perpanjangan fasilitas lama.
Salah satu kebijakan menonjol adalah kenaikan batas pengecualian pajak warisan dari sekitar US$14 juta menjadi US$15 juta per orang, yang terutama menguntungkan keluarga miliarder.