kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,41   -13,08   -1.42%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder Kripto yang Masih Bertahan di Tengah Fenomena Crypto Winter


Jumat, 30 September 2022 / 22:20 WIB
Miliarder Kripto yang Masih Bertahan di Tengah Fenomena Crypto Winter


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Fenomena crypto winter terasa semakin dingin bagi para investor maupun penambang kripto. Fenomena ini menggambarkan kejatuhan harga atau nilai mata uang kripto di pasar secara drastis dan berkepanjangan. 

Para taipan terkaya di Amerika telah kehilangan miliaran dollar setahun terakhir lantaran harga Bitcoun terjun dari level di atas US$ 50.000 ke  bawah US$ 20.000. Menurut data CoinMarketCap, pertukaran Coinbases telah anjlok lebih dari 75% dan total nilai pasar semua mata uang kripto telah menyusut setengahnya dari sekitar US$ 2,2 triliun ke bahwa US$ 1 triliun. 

Dari tujuh miliarder kripto yang masih ke daftar 400 orang terkaya di AS pada musim gugur tahun 2021 kini tinggal tersisa empat, berdasarkan laporan Forbes, Selasa (27/9). Total kekayaan empat taipan tersebut tinggal US$ 27,3 miliar. Sedangkan kekayaan tujuh milliarder tahun lalu mencapai US$ 55,1 miliar.

Resiko untuk hal-hal yang didapatkan dengan mudah memang cukup tinggi. Kripto membuat kekayaan para milliarder ini melejit dengan cepat dan juga terhempas dengan mudah. 

Baca Juga: Diambang Resesi, Prospek Perekonomian Global Makin Gelap

Mata uang berbasis kode digital terenkripsi ini menyedot perhatian jutaan orang di dunia. Setelah nilainya meledak berkali-kali lipat dua tahun lalu dan mencapai level tertinggi di harga US$ 69.000, kini nilai kripto merosot hingga ke titik terendah.

Runtuhnya proyek kripto terkemuka, termasuk stablecoin Terra, Perusahaan hedge fund Three Arrows Capital, Celsius Network dan Voyager Digital, telah mengguncang industri. Kekhawatiran akan inflasi, kenaikan suku bunga, dan aksi jual pasar yang lebih luas, telah mengurangi antusiasme investor kripto.

Keempat milliarder yang masih bertahan dalam daftar Forbes diantaranya Sam Bankman-Fried, Gary Wang, Chris Larsen, dan Brian Armstrong. 

Kekayaan Sam Bankman-Fried per 2 September 2022 hanya tersisa US$ 17,2 miliar, turun dari US$ 22,5 miliar. Kemerosotan kripto telah menghadirkan peluang baru bagi CEO FTX ini. Ia banyak mencaplok perusahaan kripto yang gagal. 

Lewat FTX, Bankman-Fried memberikan pinjaman US$ 400 juta ke BlockFi dimana itu termasuk opsi untuk mencaplok perusahaan kripto itu hingga US$ 240 juta. Padahal sebelum merosotnya industri ini, BlockFi bernilai US$ 3 miliar. Unit bisnis FTX juga mengakuisisi Bitvo, Plaform pertukaran kripto Kanada. Ia juga memberikan dana tangan US$ 500 juta ke Voyager Digital. Bankman-Fried di kabarkan memiliki US$ 2 miliar uang tunai pada akhir 2021 sehingga ia siap melakukan lebih banyak akuisisi.

Selain menjadi lender of last resort kripto, Bankman-Fried terus sibuk membangun profilnya di AS. Dia telah melobi Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas untuk mengizinkan FTX secara langsung menghapus transaksi derivatif tanpa perantara. 

Gary Wang tercatat memiliki kekayaan US$ 4,6 miliar dan berada di urutan 227 dalam daftar 400 orang terkaya versi Forbes. Pria berusia 29 tahun ini merupakan tangan kanan Bankman-Fried. Ia mendirikan Alameda Research dan FTX serta menjabat sebagai chief technology officer. Dia tercatat memiliki sekitar 16% saham FTX dana sekitar 16% pada unit bisnis FTX di AS.

Baca Juga: Produsen Chip Pangkas Produksi Karena Permintaan Global Melemah

Sementara Chris Larsen merupakan salah satu pendiri dan ketua Ripple Labs, perusahaan pembayaran kripto. Ia memiliki kekayaan  US$ 2,8 miliar per 2 September, turun dari US$ 6 miliar. Ia berada di urutan 380 daftar Forbes. 

Adapun kekayaan Brian Armstrong turun dari US% 11,5 miliar menjadi US$ 2,7 miliar. Ia kini hanya menduduki peringkat 388 dari daftar Forbes. Anjloknya kekayaan Armstrong dirasakan setelah aksi jual mata uang digital dari Bitcoin ke Ether hingga memicu penurunan tajam dalam nilai pasar Coinbase, yang merupakan pertukaran cryptocurrency AS terbesar.

Volume transaksi Coinbase pada kuartal II 2022 hanya  mencapai US$ 227 miliar, dibandingkan dengan US$ 547 miliar pada kuartal IV 2021. Pada bulan Juni, Coinbase memberhentikan 18% stafnya. Armstrong memperingatkan bulan lalu bahwa musim dingin kripto dapat berlangsung antara 12 hingga 18 bulan. Namun, ia tetap bertahan dan belum menjual satu pun saham Coinbase, bahkan ketika sahamnya anjlok 76% sejak daftar tahun lalu. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×